Hakekat Hukum Sebab Akibat

Karma dan Hukum Karma

Apakah karma itu ?

Karma berasal dari bahasa sansekerta yang artinya Perbuatan atau tindakan. Sebelum alam semesta dan manusia ada tuhan mempunyai KARSA menurunkan Roh Suci, yakni SINAR / CAHAYA Tuhan.

Tetapi karsa tadi terhenti, sebab belum ada kancah dan tempatnya, sebab itulah Tuhan menciptakan alam semesta dan Manusia.

Karya atau perbuatan / tindakan Tuhan menciptakan alam semesta dan manusia di sebut KARMA. Perbuatan adalah KARMA, hidup dalam karma dan mati dalam Karma, karmalah sumber baik atau buruk, dosa atau kebaikan, laba atau rugi, ke bahagian atau kesedihan, sebenarnya karmalah penyebab kelahirannya.

Karma sesungguhnya adalah pencipta manusia. Karena itu kita harus sangat berhati-hati dengan perbuatan kita. Seluruh hidup kita berkaitan dengan perbuatan kita. Karena itu kita harus mengetahui pentingnya perbuatan dan lakukanlah segala perbuatan dengan sebaik baiknya.

Bernafaspun adalah suatu perbuatan, tanpa melakukan karma manusia tidak dapat hidup sedikitpun di dunia ini, jika perbuatanmu baik maka kelahiranmu akan baik pula. Perbuatanmulah penyebab yang pertama dan kelahiran merupakan hasil terahir.

Karma adalah nama badan itu sendiri, karena badan itu lahir sebagai akibat perbuatan yang dulakukan sebelumnya, salah satu arti karma ialah badan.. badan adalah hasil perbuatan, ia ada hubungannya dengan waktu, keadaan dan hal yang menyebabkannya.

Hukum karma dikenal sebagai hukum sebab dan akibat.

Untuk tiap aksi (sebab) akan terjadi reaksi yang berlawanan. Hal tersebut merupakan dasar dari hokum karma. Setiap tindakan dalam pikiran perkataan dan perbuatan menciptakan karma.

Jadi tidak benar kalau karma merupakan hukuman dari Tuhan. Karma adalah semata-semata suatu reaksi dari suatu tindakan yang kita lakukan kehidupan kita pada saat ini adalah hasil karma kehidupan masa lalu, dan merupakan suatu pelajaran untuk meningkatkan kesadaran jiwa kita hingga mencapai kesempurnaan.

Kita merasa bahwa kita terpisah dari tuhan dan terjerat dalam jaringan ilusi yang rapat ini itu di sebabkan oleh kenyataan bahwa pada saat jiwa turun dari Tuhan, ia memperoleh sebagi teman.

Pikiran adalah budak dari indra. Ia selalu mengejar kesenangan indra dan benda duniawi. Apa pun yang dilakukan pikiran, jiwa terpaksa menanggung akibatnya, karena jiwa dan pikiran tersimpul menjadi satu. Para resi dan sufi menyebut dunia ini sebagai “ladang perbuatan”.

Nabi Muhammad saw. Menyebutnya sebagai “medan tempat engkau menabur untuk masa yang akan datang”.

“jangan menyalahkan orang lain; perbuatan kita sendirilah yang bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi. Apa yang kamu perbuat itulah yang kutuai. Mengapa menyalahkan orang lain untuk itu?”.

Orang kaya dan miskin, raja dan pengemis, pria atau wanita semuanya memetik hasil karma mereka. Dimanapun tempat kelahiran seseorang, ia mengalami serangkaian kesusahan dan penderitaan kesakitan dan kesulitan, karena terpisah dari Tuhan dimana pun orang tidak menemukan ketenangan atau ketentraman.

Begitu juga anda boleh mempelajari nasib setiap mahluk hidup, maka anda akan melihat bahwa semuanya mengalami kesusahan, penderitaan dan kesulitan.

Jangankan jenis kehidupan yang lebih rendah, coba lihat begaimana menyedihkan keadaan Manusia yang merupakan “anak emas alam semesta”, “ ciptaan tertinggi”, yang diciptakan menurut peta teladan Tuhan sendiri, yang oleh para suci dianggap sebagai mahluk yang dirancang oleh Tuhan dan yang di dalam dirinya Tuhan sendiri bersemayam dan yang oleh fikir Islam dianggap sebagai ciptaan yang paling unggul.

Manusia menganggap dirinya lebih tinggi dari pada dewa dan dewi. Walaupun demikian dalam kehidupan manusia sekalipun, ketentraman hampir-hampir tidak ada.

Bagimana kita dapat menemukan ketenangan dan kepuasan di dalam dunia ini,? Para suci dan ahli fikir Islam mengatakan bahwa tak ada seorangpun yang dapat merasakan ketenangan dan kepuasan yang abadi dalam “lembah air mata” ini, dimana tidak ada satu kesenangan pun yang tidak disertai dengan kesedihan.

Yang membentuk nasib kita untuk lahir sebagai manusia adalah perpaduan antara karma yang baik dan buruk dengan mana kita dapat menyelasaikan hutang piutang perbuatan yang baik maupun yang buruk.

Itulah sebabnya mengapa di dunia ini terdapat begitu banyak pasangan yang berlawanan satu dengan yang lain : kaya dan miskin, sehat dan sakit, kehirmatan dan aib. Setiap orang mempunyai karmanya masing masing yang harus ia selesaikan di dalam dunia ini. Dunia ini belum pernah menjadi surga dan tidak akan pernah menjadi surga di kelak kemudian hari.

Tugas yang diemban oleh para Suci bukanlah untuk bembuat dunia ini menjadi surga di atas bumi, melainkan untuk memberitahu umat manusia tentang suatu cara yang bila dilaksanakan akan memungkinkan untuk mengahiri siklus hidup dan mati dan membebaskannya dari keharusan untuk datang kembali ke dunia ini.

Kristus berkata dalam alkitab;

“Jangan menyangka aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari Ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya”.

Itu berarti : aku datang bukannya untuk mengubah dunia ini menjadi tempat kesukaan dan kebahagian, melainkan untuk membebaskan umat manusia dari penjara ini. Aku datang untuk mematahkan belenggu keterikatan kapad ayah, ibu, putra, putrid teman dan hadai tolan sehingga orang dapat ditarik keluar dari siklus hidup dan mati yang berulang kali.

Selama jiwa tidak pulang kembali dan bergabung dengan sumbernya kita tidak dapat lolos dari penjara tubuh dari penjara tubuh ini penderitaan dan kesusahan dunia ini, kabir sahib berkata, “Wahai burung surga! Mari kita terbang meninggalkan negri ini menuju alam kebenaran “ “mari kita pulang kerumah kita sendirimengapa hidup di negri asing”.

Guru nanak sahib berkata, “Hanya jiwa yang telah bersatu dengan tuhan dapat mengecap kebahagian dari ikatan perkawinan abadi”.

Selajutnya “Hanya orang yang telah pulang kerumah Sejatinya, dialah yang benar benar berbahagia” jiwa seperti itu mengecap ke bahagiaan yang kekal” Maulan Rum juga berkata “Sesungguhnya, dunia ini adalah sebuah penjara yang luas dan kita semua terkurung di dalamnya : buatlah lubang pada atap penjara ini dan larilah keluar.

Semua mahluk ciptaan, hidup dalam penderiataan, hanya orang yang diperihara oleh Tuhan sajalah yang bahagia.

Spiritual by Kuliah Ilmu Ghaib