Hakekat Menghadapi Kesulitan dan Kesusahan

"Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan".(QS. Al-Insyirah [94]: 5-6)

Tidak ada perjalanan yang lurus dan mulus. Semua memiliki hambatan, rintangan, dan tantangan yang berbeda. Di samudera yang luas membentang, ombak dan badai siap menghempaskan dan menenggelamkan. Di daratan, kerikil-kerikil tajam, jalan berlumpur dan berlubang, hingga tebing dan jurang yang curam tersedia untuk menghambat perjalanan. Hingga nan jauh tinggi di udara, awan hitam nan tebal, kabut, hujan dan petir juga dapat menghentikan perjalanan panjang kita.

Namun demikian, perjalanan tak boleh berhenti dan harus terus dilanjutkan, karena ini bukanlah akhir dari perjalanan. Beginilah kehidupan, kita terus berpacu melawan dan mengalahkan setiap rintangan yang datang menghadang. Tak ada kata berhenti, sebab berhenti sama maknanya dengan menunggu dan menjemput kehancuran. Berhenti sama dengan mati.

Kisah Syekh Az-Zamakhsyari dan Semut

Syekh Az-Zamakhsyari adalah seorang ulama yang ahli dari banyak cabang ilmu pengetahuan agama dalam sejarah Islam. Namun beliau lebih terkenal sebagai ulama ahli gramatika bahasa arab (nahwu). Bagi Syeikh Az-Zamakhsyari, menjadi seorang yang menguasai ilmu bahasa merupakan prestasi dan keberhasilan yang luar biasa. Betapa tidak, sejak usia dini telah mempelajari ilmu nahwu, tetapi hingga dewasa beliau tak kunjung paham dengan ilmu yang dipelajarinya.

Bayangkan selama bertahun-tahun belajar, untuk membedakan antara subyek (fa’il) dan obyek (maf’ul bih) saja tidak bisa. Sementara teman-temannya telah mampu mengajar untuk adik-adik kelasnya. Kenyataan ini nyaris membuat az-Zamakhsyari putus asa. Ia merasa amat malu dengan usianya yang semakin tua tetapi tidak tahu apa-apa, apalagi dia harus duduk dan belajar dengan anak-anak yang jauh di bawah usianya.

Akhirnya, beliau memutuskan untuk pergi meninggalkan tempat belajarnya. Ketika beliau telah berjalan cukup jauh, beliau singgah di sebuah gubuk kosong. Ketika sedang beristirahat, beliau melihat seekor semut merah kecil, yang menggigit dan menarik sisa buah kurma yang ukurannya sepuluh kali lipat lebih besar dari ukuran tubuhnya untuk dimasukkan ke sebuah lubang di tanah. Berkali-kali ia melakukannya, namun selalu gagal, sisa kurma itu selalu jatuh ke tanah. Az-Zamakhsyari terpaku dan merasa kagum dengan kelakuan semut yang memiliki keuletan yang luar biasa mengagumkan itu.

Setelah berkali-kali gagal, akhirnya semut itu berhasil juga membawa sisa kurma tersebut masuk ke dalam lubang. Saat itulah terbetik pikiran dalam benak az-Zamakhsyari, ”Seandainya aku melakukan seperti yang semut itu lakukan, niscaya aku akan berhasil.” Setelah mengucapkannya, lalu ia memutuskan kembali belajar dan membatalkan niatnya untuk berhenti. Hasilnya az-Zamakhsyari benar-benar berhasil meraih impian dan cita-citanya. Mimpi dan cita-cita, yang di dalamnya terukir tekad, semangat dan etos kerja. Karakter tersebut memang akan membuat orang tak mau menyerah. Bahkan seekor semutpun menghayati semangat ini, apalagi kita manusia.

Hamparan Bumi Masih Sangat Luas

Terkadang terpaan dan guncangan hidup membuat dunia seakan teramat sangat sempit. Langkah kaki begitu terbatas. Dalam pandangan kita, hanya ada satu pintu, di dalam ruang pengap tanpa cahaya. Dalam masa seperti inilah hanya dengan keimanan kita dapat mencari pintu-pintu lain untuk keluar dari kegelapan. Karena sejatinya dalam setiap masalah tentu terdapat banyak pintu untuk keluar. Karena kesulitan dan kemudahan selalu berjalan berdampingan.

Berhenti dalam sebuah kesusahan adalah jalan menuju kehancuran. Kita ddiciptakan bukan untuk menjadi manusia yang gagal. Karena itu kita harus terus melangkahkan kaki, menapaki setiap celah yang ada. Seperti air yang terus mengalir, mencari celah yang dapat dilewati, lalu diam menggenangi serta mengumpulkan kekuatan untuk merobohkan beton yang menghadang.

Bumi ini masih terlalu luas untuk menampung gerak kita, bumi masih terlalu luas untuk menampung beragam upaya dan cita-cita kita. Bagaimanapun, masih banyak yang bisa kita miliki. Dan teramat sedikit yang telah hilang dari diri kita. Jika di sisi bumi ini kita terjatuh, masih ada sisi bumi lain yang menyuguhkan banyak harapan. Lalu kenapa harus merasa sempit atas semua keluasan ini?

Melihat Ujian Dengan Iman

Apalah arti sebuah kehidupan tanpa adanya sebuah ujian. Ujian merupakan sebuah jalan menuju hidup yang lebih baik. Dengan adanya ujian seseorang akan ditempa menjadi sosok makhluk yang lebih tangguh dan kuat. Ujian menjadi ajang latihan dan tempaan dari segi fisik maupun mental.

Tiada seorangpun yang tiada pernah merasakan ujian. Seorang mahasiswa dalam menjalani masa studi tentu akan dihadapkan dengan berbagai macam ujian sampai ia memperoleh gelar yang ingin dicapainya. Petani diuji dengan adanya berbagai macam hama, kekurangan pasokan air, hingga harga hasil panen yang jauh dibawah standar. Demikian pula jika seseorang telah menyatakan beriman, maka untuk membuktikan keimanannya ujian akan terus menyertainya. Seperti dalam Firman Allah, yang artinya: Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami Telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Q.S. Al-Ankabut [29]: 2).

Jika kita memandang sebuah masalah adalah sebuah ujian dari Allah, maka yakinlah bahwa setiap kesulitan pasti ada jalan keluarnya. Kita akan merasakan manisnya ketika kita mampu mencapai level yang lebih baik. Semakin tinggi pohon, maka semakin besar pula angin yang akan menerpanya.

Bagaimana jadinya ketika Rsaulullah dan para sahabat terdahulu memilih berhenti ketika segala makian, siksaan, embargo ekonomi, pengusiran, hinaan hingga pembunuhan dari orang kafir? Mungkin kita tidak akan pernah mengenal Islam. Tapi dengan Iman yang kokoh, beliau dan segenap sahabat tetap bertahan dan yakin bahwa ujian itu adalah awal dari kehidupan yang lebih baik.

Bersyukur (Sabar, Ikhtiar dan Tawakkal)

Pada hakikatnya, guncangan dan ketenangan, kesusahan dan kemudahan, kegagalan dan kesuksesan, semua adalah nikmat yang patut kita syukuri. Karena di sanalah sebenarnya tersimpan banyak hikmah. Lewat dua keadaan yang berlawanan tersebut, akan ada keseimbangan dalam hidup kita. Keadaan tersebut tentu akan memberikan kesempatan kepada kita untuk lebih mengingat dan mendekatkan diri pada Allah, asalkan kita tidak memutuskan untuk berhenti. Itulah makna sabda Rasulullah SAW, ”Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusan adalah kebaikan baginya, dan hal ini tidak diberikan kepada seorangpun kecuali orang mukmin. Jika mendapat kesenangan ia bersyukur dan itu adalah baik baginya, dan jika ditimpa bencana maka ia selalu bersabar dan itu adalah baik baginya.” (Shahih Muslim: 5318).

Kesenangan, kebahagiaan dan kenikmatan mengajarkan kita bagaimana bersyukur dan bergiat dalam beramal dan berbagi sehingga Allah pun menambahkan nikmat-Nya lebih banyak lagi. Sedangkan ujian, cobaan dan kesusahan akan menciptakan kehati-hatian dan memberikan peringatan dini agar tidak larut dalam kemaksiatan.

Saat kita sadar bahwa kita masih memiliki iman di dada kita, tentu kita akan senantiasa ingat kepada Allah Yang Maha Kuasa. Semua yang kita alami terjadi atas izin dan kehendak dari-Nya. Dialah yang senantiasa memberikan yang terbaik bagi makhluk-Nya. Karena semua mengandung hikmah dari yang Maha Mulia. Jadi, kenapa harus takut menatap hari-hari kita?

Jangan Pernah Takut

Banyak orang besar yang mengawali masa perjuangannya dari berbagai macam kesulitan yang dihadapi. Mereka yang mampu mengambil pelajaran dan hikmah dari setiap kesulitan dan ujian yang dihadapi. Sehingga mereka mampu mengaplikasikannya untuk berusaha lebih baik lagi.

Sebaliknya jika saat menghadapi kesulitan yang ada hanya kata menyerah dan putus asa, maka bisa dipastikan ia telah kehilangan kesempatan untuk menjadi orang yang lebih baik. Contoh yang paling nyata dan paling mengesankan tentu adalah sejarah hidup manusia terbaik; Nabi Muhammad SAW dan juga generasi terbaik; generasi sahabat.

Masih banyak lagi contoh-contoh yang lain. Mereka justru mampu menjadikan setiap ujian menjadi batu pijakan untuk melangkah ke arah yang lebih baik. Jika kita memiliki keyakinan bahwa semua hadir dari Allah dan sekali-kali Allah tidak akan memberikan sesuatu di luar batas kemampuan seorang hamba, maka dipastikan tidak akan ada kata menyerah bagi kita. Menyerah hanya bagi orang-orang yang kalah.

Seorang yang menanam subur iman di dalam jiwanya sudah selayaknya menjadi manusia yang bahagia. Allah tidak akan meninggalkan hambanya yang masih memiliki iman untuk terpuruk dalam kesusahan. Dan yang perlu kita ingat adalah, bagaimanapun keadaan kita, senang maupun susah, ujian akan tetap ada.

Bisa jadi dalam kesuksesan yang telah kita raih, kelapangan rezeki yang ada di tangan kita, dan juga berbagai macam kebahagiaan yang kita rasakan adalah ujian dari Allah. Apakah kita masih bisa bersyukur atau malah kita menjadi lalai dan kufur. Dan juga saat kita ditimpa kesusahan, kegagalan di setiap usaha yang kita lakukan adalah ujian dari Allah, apakah kita mampu menjaga iman kita dan juga untuk senantiasa mengingatkan kita kepada Allah SWT.

Bukankah kita tidak akan pernah merasakan nikmatnya kebahagiaan tanpa pernah merasakan kesusahan? Bukankah kita tidak akan pernah merasakan indahnya kesuksesan tanpa pernah merasakan kegagalan. Wahai saudaraku seiman, ingatlah, sesungguhnya sesudah kesulitan itu, pasti ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan."Sesungguh nya Allah Maha Adil dan Maha Bijaksana".(Moh.Qaaf)

Menyikapi Ramalan Kiamat 2012

Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku, tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.(Q.S al-‘Araf 7: 187)

Kembali umat manusia, orang Muslim khususnya diuji keimanannya terkait ramalan akan datangnya hari kiamat. Tentunya itu harus disikapi dengan bijak dengan didasari akidah dalam menyikapi fenomena kehidupan setelah munculnya ramalan yang menyebutkan bahwa hari akhir atau yang lebih kita kenal sebutannya sebagai hari kiamat akan datang pada tahun 2012. Bahkan hal inipun disikapi serius oleh perfilman Hollywood, sampai-sampai dikeluarkannya film dengan judul yang sama yaitu 2012. Terlepas dari maksud dan tujuan film tersebut yang jelas sebagian besar isi film mengilustrasikan bencana dahsyat yang menimpa bumi.

Dalam buku ‘Apocalypse 2012’ (Lawrence E.Joseph: 2007) dipaparkan begitu jelas dan juga ilmiah tentang kemungkinan akan terjadinya bencana alam di tahun tersebut. Bencana itu antara lain dipicu oleh siklus aktivitas matahari yang memuncak di tahun 2012 yang menyebabkan panas yang luar biasa di bumi, terlebih atmosfer kita sudah mengalami penipisan dan bolong di beberapa bagian. Sehingga selain memanaskan bumi dengan radikal, juga melelehkan es di kutub dan juga menimbulkan badai serta topan yang dahsyat. Bahkan jika kita googling tentang “2012 the end of the world” akan ada sekitar 700.000 hit untuk diklik. Lebih dari 6500 video juga telah diposting di YouTube. Ribuan buku juga menulis tentang hal itu.

Menyikapi “Kekramatan’ 2012

Kiamat sebagai simbol akhir kehidupan dan gambaran paling menakutkan, akhir-akhir ini dibahas dalam ranah teknik, fisika, ekologi, astronomi, kearifan lokal hingga mitos. Selain itu diskusi 2012 menggejala karena ramalan Masyarakat Maya Kuno, yang dikenal maju ilmu matematika dan astronominya, mengikuti “perhitungan panjang” kalender yang mencapai 5,126 tahun. Ketika peta astronomi mereka dipindahkan ke kalender Gregorian, yang digunakan secara standar sekarang, waktu perhitungan bangsa Maya berhenti pada 21 Desember 2012. Menariknya, ramalan bangsa Maya (juga suku Hopi, Mesir Kuno, dan beberapa suku kuno lainnya) didalam kalendernya dengan detail mengungkapkan jika tahun 2012 merupakan akhir sekaligus awal zaman baru. Bagaikan kelahiran seorang anak manusia, maka kelahiran zaman baru ini akan dipenuhi dengan darah.Jika mau membaca Ramalan tersebut silahkan buka Ramalan Shakti dalam bab:Ramalan Dunia "Kalender Bangsa Maya".

Jika yang dimaksud adalah akhir dari satu siklus masa berdasar kalender mereka, bisa saja itu benar (satu masa itu bisa seperti dalam satu tahun Masehi terdiri dari 12 bulan, 365 hari). Tetapi apakah kemudian itu diartikan sebagai akhir suatu zaman?, Tentunya tidak akan semudah itu penjelasannya, karena pola pikir manusia modern tentunya tidak akan sama dengan pola pikir bangsa Maya, betapapun manusia modern mencoba menginterpretasikan catatan-catatan peninggalan bangsa Maya, hasilnya hanyalah berupa interpretasi yang bisa berbeda antara satu pembaca dengan pembaca yang lain. Sistem kalender bangsa Maya saja sudah sangat berbeda dibanding dengan sistem kalender manusia modern, apalagi dengan cara mereka menginterpretasi pemahaman akan alam semesta. bangsa Maya adalah bangsa Maya, dan manusia modern adalah manusia modern, cara pandang akan alam tentunya sudah sangat berbeda.

Sebenarnya diskusi kiamat 2012 merupakan isu lama yang telah menjadi perhatian kalangan pemerhati astronomi dan arkeolog. Keterkaitannya bukan soal berlangsung tidaknya kiamat pada 2012, tetapi proses mengumpulkan artefak-artefak peradaban Maya kuno yang terkait dengan prediksi kiamat, inilah yang menjadi luar biasa. Terlepas dari semua itu, yang jelas dalam meyikapi 2012 harus dengan positif. Tidak bisa dipungkiri kalau alam ini semakin lama semkin ringkih, banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi, salah satunya adalah ulah oknum yang tidak bertanggung jawab, penebangan pohon yang berlebihan menjadikan hutan gundul dan berefek terjadinya tanah longsor. Memang kalau melihat keadaan sekarang, ada beberapa hal yang menggambarkan indikator-indikator akan datangnya kiamat, namun hal itu jangan dijadikan justifikasi bahwa kiamat telah dekat, bagaimanapun semuanya hanyalah rahasia Allah, kita sebagai hambanya seyogyanya mepersiapkan diri dalam mengahadapi datanganya hari akhir tersebut, dengan improvisasi ibadah dan amalan-amalan positif lainnnya.

Dalam sebuah hadits meneybutkan bahwa “Saat akan tiba kiamat, zaman saling mendekat. Satu tahun seperti sebulan, sebulan seperti seminggu, seminggu seperti sehari, sehari seperti satu jam dan satu jam seperti menyalakan kayu dengan api.” (HR. Tirmidzi). Allah juga merahasiakan terjadinya hari kiamat, dan menerangkan bahwa kiamat pasti akan datang secara tiba-tiba. Hal ini telah terakam dalam firman-Nya “Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan”. (Q.S Thâhâ [15]: 20). Namun demikian, sebagai representasi sifat bijaknya Allah, sesungguhnya Allah dengan rahmat-Nya telah menjadikan datangnya kiamat dengan menunjukan tanda-tandanya.

Momen Introspeksi Diri dan Peningkatan Ketaqwaan

Misteri tahun 2012 sabaiknya jangan dijadikan reaksi kegelisahan, namun ini seharusnya diajdikan langkah konkret nan positif, yaitu dengan introspeksi diri yang dapat dilakukan dengan cara memperhatikan keadaan diri, merenunginya, dan mengenal kelemahan-kelemahan yang ada didalamnya, karena introspeksi diri merupakan jalan keselamatan. Selain itu mengintrospeksi diri atau muhasabah adalah merupakan jalan yang ditempuh orang-orang beriman yang ingin senantiasa mengingat Allah, orang-orang beriman yang senantiasa bertaqwa pada Rabb-nya, untuk memohon ampun akan dosa-dosanya, dan menyadari bahwa hawa nafsu itu bahayanya sangat besar, yang dapat menimbulkan penyakit hati, tipu muslihat, kejahatan yang sangat menjerumuskan, melakukan keburukan, perbuatan-perbuatan yang tercela. Karena barang siapa yang membiarkan hawa nafsu menguasai dirinya hingga melampui batas, maka sesungguhnya pelakunya pada hari kiamat nanti mempunyai tempat dineraka jahanam.

Selanjutnya adalah memaksimalkan ritual taqwa sesuai dengan pengertiannya –taqwa adalah menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangannya, baik terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi-. Karena pada dasarnya taqwa dimotori oleh iman yang sering kali terjadi ketidak konsistenan, maka terlebih dahulu harus menjaga ketebalan iman kita dengan selalu memupuknya dengan bukti-bukti yang “kasat mata” (‘ain al-yaqîn), ternalar (‘ilmu al-yaqîn), maupun yang tersimpulkan secara lebih meyakinkan dari kejelasan pedoman-pedoman yang diberikan Allah lewat ayat-ayat-Nya maupun hadits-hadits Rasulnya. Selain itu dengan bertakwa juga berarti membuat pelindung dan penghalang yang mencegah dan menjaga diri dari sesuatu yang menakutkan. Jadi taqwallâh berarti perbuatan seorang hamba dalam mencari pelindung diri agar terjaga dari siksa Allah yang amat ditakutinya. Caranya adalah dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.

Akhirnya terlepas dari kontroversi yang melingkupi prediksi 2012, sebetulnya bertumpu pada satu kesepahaman yang universal, bahwa ada batas dari alam semesta dan semua yang mendiaminya. Bahwa alam hakekatnya tidak bisa kekal melainkan rentan dan pasti akan mengalami evolusi. Oleh karenanya 2012 bukan hanya penafsiran Maya kuno tetapi juga menyangkut perkembangan alam. Sehingga misteri 2012 merupakan momen kesadaran kolektif untuk bersahabat dengan alam, yaitu dengan menjaganya sebagai anugerah yang diberikan Allah kepada hamba-Nya, begitu juga seharusnya dijadikan langkah kelanjutan untuk hidup berdampingan secara harmonis dengan penghuninya, dengan memuculkan kesadaran ekologis dan menghindari ego instrumentalis.

Hal yang terpenting bagi seorang muslim ialah jangan sampai terjebak dengan ramalan tersebut yang kemudian ikut mengamininya, dan jangan sampai akidah rusak karena adanya prediksi tersebut. Sebagai orang yang beriman memang meyakini akan datanngya hari akhir, namun kapan akan terjadi masih menjadi rahasia Sang Pencipta. Persolannya bukan kapan datanngya hari akhir tapi lebih kepada sejauh mana persiapan diri kita dalam menghadapi hari tersebut. Karena cepat atau lambat hari kiamat pastinnya akan terjadi.Yang perlu kita persiapkan bagaimana siapkah anda menghapi mati/kiamat sugro? kiamat pasti terjadi baik kiamat sugro maupun kiamat kubro! mulailah berbenah diri tingkat keimanan dan kwalitas ibadah demi menyongsong hari kiamat! Wallahu’alam bi al-Shawâb.

Hakekat Niat dan Keikhlasan

Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah SAW bersabda: “innamal a’maalu kal wi’aai, idzaa thooba asfaluhu thooba a’laahu, wa idzaa fasada asfaluhu fasada a’laahu,” artinya: “Sesungguhnya perumpamaan amal perbuatan itu seperti sebuah bejana, jika permukaan dasarnya sempurna (baik), maka sempurnalah (baik) bagian atasnya. Jika cacat, maka cacatlah bagian atasnya” (al-Hadits). Sebagaimana sebuah bejana yang permukaan dasarnya retak dan berlubang, tentu tidak akan dapat menampung air. Begitupun sebuah bejana yang permukaan dasarnya berlumpur, tentu ketika dituangi air bening sekalipun, akan tampak air yang keruh kecoklatan. Maka demikianlah identiknya sebuah amal (perbuatan), selalu ternilai dari apa yang menjadi niatnya semula. Jika niat awal adalah kebaikan, maka akan dihasilkan produk berupa amal shalih, begitu pula sebaliknya.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: “innamal a’maalu biniyyaat wa innamaa likullimri’in ma nawaa.” Artinya: “Sesungguhnya segala amal perbuatan itu ditentukan oleh niatnya, sesungguhnya seseorang itu dinilai dari apa yang menjadi niatnya” (H.R. Bukhari dan Muslim). Menilik hadits ini, kita dapat mengetahui bahwa standarisasi niat selalu menjadi pangkal penilaian dari baik atau buruknya sebuah amalan. Dengan niat itu juga, seseorang akan menyandang predikat baik atau buruk di tengah komunitas sosialnya.

Hakekat Niat

Dr. Sayyid Husain al ‘Affany dalam “Ta’thirul Anfaas min Hadiitsil Ikhlash” mengutip pendapat Ibnul Qayyim dalam “al-I’laam al-Mawqi’iin” tentang definisi mengungkapkan bahwa niat adalah kepala dari sebuah perkara dan sekaligus penyangganya, dia adalah asas dan pondasi, yang dengannya ditegakkan di atasnya sebidang bangunan. Ia adalah ruhnya amal perbuatan, pemimpin dan pemandunya. Amalan itu menyertainya dan dilakoni atas dasarnya. Sebuah amal perbuatan akan dinilai sah (benar) karena niatan yang sah, begitupun sebaliknya akan bernilai rusak (fasad) jika disertai oleh niatan yang buruk. Kehadirannya akan memberikan titik terang dan harapan. Ketiadaannya menjadikan segalanya hampa dan sia-sia. Dengan dihitungnya, ia akan membedakan tingkat, derajat dan golongan manusia di dunia dan akhirat.

Dalil tentang Niat

Dari Umar ibnu al-Khattab RA beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Innamal a’maalu biniyyaat, wa innamaa likullimri’in maa nawaa. Faman kaanat hijrotuhu ilallaahi, fahijrotuhu ilallaahi wa rasuulihi. Wa mankaanat lidunyaa yushiibuha, awimro’atin yankihuhaa. Fahijrotuhu ilaa maa haajaro ilaih,” artinya: ”Sesungguhnya segala amal perbuatan itu berdasarkan niat-niatnya. Maka barangsiapa yang berniat hijrah karena Allah, maka hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang diarunginya atau wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya sebatas dari apa yang dia berhijrah padanya (HR. Bukhari). Dengan mengutip hadits ini, Al-Bukhari dalam kitabnya “ash-Shohih” mengisyaratkan bahwa segala amalan yang tidak diniatkan karena Allah semata adalah bathil, tiada balasan (ganjaran) di dunia maupun di akhirat. al-Manawi dalam karyanya “Faidhul Qadir” mengatakan bahwa “hadits ini adalah dasar dari keikhlasan, dan tergolong dalam perkataan yang selalu dikaitkan dengan konteks amal. Bahkan Abu ‘Ubaid mengatakan, ”tiada dalam sekumpulan hadits-hadits yang lebih memiliki keluasan makna, kekayaan hakekat, sarat manfaat, dan mengandung banyak faidah dari hadits ini.”

Definisi Niat dalam Terminologi

“Niat” menurut Dr. Husain al-’Affany adalah “al Qoshdu wa al ‘Azmu” yaitu ”tujuan dan keinginan.” Terminologi yang lebih khusus lagi, yang berarti “Qoshdul Ma’buud” (God as the only purpose); “Tujuan pada dzat yang disembah (Allah SWT) dengan mengambil esensi dari hadits “innamal a’maalu biniyyaat.”

Kata “niat” dalam perkataan ulama’ mengandung dua makna utama: pertama, tamyiizul ‘ibaadaat ba’dhuhaa ‘an ba’dhin; yakni membedakan jenis ibadah, antara satu jenis ibadah dengan ibadah lainnya. Misalnya, membedakan antara sholat dzuhur dari sholat ashar, antara puasa ramadhan dan puasa-puasa yang lain, membedakan ibadat dengan hal yang sekedar adat (kebiasaan), membedakan jenis mandi janabat dengan mandi biasa. Niat-niat inilah yang banyak dijumpai pada perkataan ahli fiqih (fuqaha) dalam buku-buku fiqihnya.

Kedua, tamyiizul Maqshuud bil ‘amal; membedakan maksud dari dikerjakannya sebuah amal. Apakah amalan itu dilakukan karena Allah, atau karena Allah dan selainNya, atau karena selain Allah. Inilah niat-niat yang banyak dibahas oleh pakar ilmu akhlaq dalam buku-buku seputar akhlaq pada bab al-ikhlash.

Mengaktifkan Indera Ke 6 Untuk Melihat Allah SWT

"Dan barang siapa di dunia ini buta hatinya, maka di akhirat nanti juga akan buta, dan lebih sesat lagi jalannya".(QS. Al-Israa’ 17: 72)

Mendengar kata ‘indera keenam’ pasti yang terbayang dalam benak kita adalah orang-orang sakti yang memiliki ilmu kanuragan tinggi, sakti mandraguna, bisa melihat apa yang orang lain tidak bisa lihat, dan bisa merasakan apa yang orang lain tidak rasakan. Manusia sebenarnya memiliki enam indera. Namun yang kita tahu selama ini hanyalah lima indera saja atau yang biasa disebut ‘panca indera’. Fungsi dan mekanisme kerja indera keenam dan panca indera sangat berbeda.

Panca indera terdiri dari mata, telinga, hidung, lidah dan kulit. Mata, digunakan untuk melihat. Hanya dapat melihat sesuatu apabila ada cahaya. Secara fisika, benda dapat kita lihat karena benda tersebut memantulkan cahaya ke mata kita. Jika tidak ada pantulan cahaya, meskipun di depan kita ada suatu benda, benda tersebut tidak akan bisa kita lihat. Misalnya dalam kegelapan, kita bahkan tidak akan mampu melihat tangan kita sendiri. Maka bersyukurlah kepada Allah SWT karena diberikannya sinar atau cahaya.

Indera penglihatan ini memiliki keterbatasan. Ia hanya mampu melihat jika ada pantulan cahaya pada frekuensi 10 pangkat 14 Hz. Mata tidak bisa melihat benda yang terlalu jauh. Tidak bisa melihat benda yang terlampau kecil seperti sel-sel ataupun bakteri. Tidak bisa melihat benda yang ada dibalik tembok. Bahkan mata kita sering ‘tertipu’ dengan berbagai kejadian. Misalnya pada siang hari yang terik, dari kejauhan terlihat air yang mengeluarkan uap di atas jalan beraspal. Namun apabila kita mendekat ternyata yang kita lihat tidak benar adanya. Ini yang kita sebut fatamorgana. Tipuan lain adalah pembiasan benda lurus dalam air, sehingga benda tersebut kelihatan bengkok. Bintang yang kita lihat di langit sangat kecil ternyata sungguh sangat besar, dan lebih besar dari bumi yang kita tempati.

Penglihatan oleh mata kita sangat kondisional, seringkali tidak ‘menceritakan’ keadaan yang sesungguhnya pada otak kita. Bukti-bukti di atas memberikan gambaran bahwa indera mata kita mengalami distorsi alias penyimpangan yang sangat besar. Namun, mata inilah yang kita gunakan untuk melihat dan memahami dunia nyata yang ada di luar diri kita. Matapun tidak bisa melihat apa yang ada dalam diri kita dan yang ada dalam diri orang lain. Apa yang orang lain pikirkan dan rasakan tidak bisa dilihat oleh mata. Mata sungguh sangat terbatas.

Namun keterbatasan ini harus pula kita syukuri. Bayangkan saja apabila mata kita bisa melihat benda yang ukurannya mikroskopis seperti bakteri ataupun jamur. Maka kita tidak akan bisa makan dengan tenang dan nikmat, sebab semua makanan yang kita makan mengandung bakteri dan jamur yang bentuknya sangat menyeramkan. Satu menit saja kita menyimpan makanan dalam keadaan terbuka maka jamur dan bakteri sudah ada pada makanan tersebut. Atau seandainya mata kita tidak terbatas, maka kita akan bisa melihat setan-setan dan jin-jin yang berkeliaran di sekitar kita, dapat melihat orang di balik tembok, dapat melihat proses pencernaan yang terjadi dalam tubuh kita sendiri sehingga menjadi kotoran. Sungguh kehidupan kita akan sangat menyeramkan.

Indera selanjutnya adalah telinga. Ia merupakan organ tubuh yang digunakan untuk mendengarkan suara. Telinga hanya bisa mendengar suara pada frekuensi 20 s/d 20 ribu Hz. Suara yang memiliki frekuensi tersebut akan menggetarkan gendang telinga kita, untuk kemudian diteruskan ke otak oleh saraf-saraf pendengar. Hasil dari interpretasi otak, suara dapat ditandai dan dikerahui. Apabila suara getarannya dibawah 20 Hz maka suara tidak bisa didengar, dan apabila melebihi 20 ribu Hz maka suarapun tidak akan mampu didengar dan bahkan gendang telinga akan pecah alias rusak.

Pada intinya telinga kitapun memiliki keterbatasan layaknya mata. Allah SWT memberikan batasan pendengaran pada kita sebagai karunia dan rahmat yang harus pula kita syukuri. Bayangkan saja jika pendengaran kita tidak dibatasi, maka kita akan bisa mendengarkan suara-suara binatang malam, juga kita bisa mendengarkan suara jin sedang bercakap-cakap, dan lain sebagainya, maka hidup kitapun tidak akan tenang.

Indera yang ketiga adalah hidung. Indera ini digunakan untuk merasakan bau. Di dalam rongga hidung terdapat saraf-saraf yang akan menerima rangsangan bau yang masuk. Selanjutnya saraf menghantarkannya ke otak untuk diterjemahkan. Sebagaimana mata dan telinga, hidung juga memiliki keterbatasan kemampuan. Misalnya, apabila hidung kita menerima aroma makanan yang terlalu pedas maka kita akan bersin-bersin. Apabila hidung sering merasakan bau busuk maka kepekaannya terhadap bau busuk akan hilang. Misalnya kita tinggal di lingkungan yang banyak sampah berbau busuk. Awalnya kita amat terganggu dan tidak tahan dengan bau tersebut, namun lama kelamaan kita tidak akan merasakan bau busuk tersebut.

Indera keempat dan kelima adalah indera pengecap dan peraba, yakni lidah dan kulit. Lidah digunakan untuk mengecap rasa, sedangkan kulit untuk merasakan kasar, halus, panas, dingin, dan lain-lain. Kedua indera inipun memiliki keterbatasan dalam memahami fakta yang ada di luar dirinya. Kalau kulit kita dibiasakan dengan benda kasar terus dalam kurun waktu yang lama, maka kepekaan kulit kita untuk memahami benda yang halus juga akan berkurang. Begitu juga dengan kemampuan lidah kita. Dalam kondisi tertentu, misalnya kita terbiasa dengan makanan pedas, maka lidah tidak akan merasakan enaknya makanan yang tidak terasa pedas.

Dengan berbagai penjelasan di atas tidak diragukan lagi bahwa lima indera yang kita miliki semuanya serba terbatas, kondisional, dan seringkali tertipu oleh hal-hal yang sebenarnya jelas namun terinterpretasi secara tidak jelas. Sebenarnya manusia memiliki indera yang lebih hebat lagi dibandingkan dengan panca indera. Itulah indera keenam. Setiap orang memiliki indera keenam yang bisa berfungsi melihat, mendengar, merasakan, dan membau sekaligus. Indera tersebut yakni hati kita. Akan tetapi beberapa potensi fungsi hati di atas tidak pernah mampu kita maksimalkan. Kenapa? karena memang kita tidak pernah melatihnya.

Manusia terlahir sudah memiliki indera keenam yang berfungsi dengan baik. Karena itu seorang bayi dapat melihat ‘dunia dalamnya’. Ia menangis dan tertawa sendiri karena melihat ada ‘dunia lain’. Seorang anak pada masa balitanya bisa melihat dunia jin misalnya. Akan tetapi seiring dengan bertambahnya waktu, kemampuan indera keenam tersebut menurun drastis. Sebabnya adalah orang tua kita tidak melatih indera keenam kita. Mereka lebih melatih panca indera kita untuk memahami dunia luar. Orangtua kita sangat risau apabila kita tidak bisa menggunakan panca indera kita dengan baik. Namun sebenarnya kemampuan penginderaan hati kita jauh lebih dahsyat.

Hati kita bisa merasakan, melihat, dan mendengar apa yang tidak dirasakan, dilihat, dan didengar oleh panca indera. Kita bisa ‘kenalan’ dengan Allah SWT hanya dengan cara mengaktifkan fungsi hati kita dengan baik. Kita bisa melihat Allah hanya dengan hati kita, bukan dengan mata. Kita bisa merasakan adanya Allah bukan dengan kulit kita, namun dengan hati. Allah SWT sudah mengingatkan kita dalam Alqur’an akan pentingnya menghidupkan hati, dalam Alqur’an surat Al-Israa’ [17] ayat 72 disebutkan:

“dan barang siapa di dunia ini buta hatinya, maka di akhirat nanti juga akan buta, dan lebih sesat lagi jalannya”.

Rasulullah SAW pernah mengingatkan para sahabat akan pentingnya mengedepankan fungsi hati sebagai raja bagi kehidupan. Apabila kita menjadikan akal kita sebagai raja dan hati menjadi pengawalnya, maka tunggulah kehancuran hidup kita. Hati kita akan tertutup dengan bercak hitam sehingga kita tidak mampu mengenal Allah. Akal menjadi raja untuk diri kita karena kita membiasakan diri menilai kebahagiaan hidup hanya melalui apa yang dirasakan di dunia ini saja. Yang dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dirasakan oleh lidah dan kulit, semuanya diinterpretasikan di otak (akal). Sehingga kitapun lebih memercayai rsio, logika dan nalar kita untuk mengukur kebahagiaan hidup. Pola ini akan membawa kita pada pola hidup yang mengandalkan akal dan mengesampingkan hati nurani. Banyak orang yang pintar dan cerdas dalam menguasai suatu ilmu namun kering akan ruhani ketuhanan. Mereka tidak mampu melihat sesuatu yang metafisik, sesuatu dibalik segala ciptaan yang tak terbatas. Mereka akhirnya juga tidak mampu mereguk nikmatnya ibadah dan tidak mampu merasakan kehadiran Allah SWT.

Berbeda halnya apabila hati kita yang menjadi raja bagi diri kita. Kita akan bisa merasakan kehadiran Allah SWT dalam hidup kita. Dalam kehidupan sosial, kita juga bisa merasakan apa yang orang lain rasakan (peka). Oleh karena itu jadikanlah hati sebagai raja bagi diri kita.

Orang yang tidak melatih hatinya saat hidup di dunia – sehingga hatinya tertutup – maka mereka akan dibangkitkan oleh Allah SWT di akhirat nanti dalam keadaan buta. Dalam surat Thahaa [20] ayat 124 disebutkan:

“Barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.

Lalu, bagaimanakah cara melatih hati kita untuk bisa ‘melihat’ Allah SWT? Mari kita menuntut ilmu demi mengharap ridha Allah SWT, bekerja karena Allah SWT, sholat, puasa, bersedekah, dzikir, do’a, dan semua bentuk ibadah adalah karena Allah SWT, dengan hati yang tulus dan ikhlas. Insya Allah kita akan bisa melihat Allah SWT di dunia ini dan juga di akhirat kelak. Wallahu a’alam bi showab.

Hakekat Manfaat Terapi Buka Aura

Aura adalah pancaran dari medan elektromagnetik yang ada di syaraf kita. Otak merupakan pusat saraf manusia, milyaran sel saraf ada di otak. Itulah sebabnya kalau orang mengamati atau memfoto aura, lebih mudah di sekitar kepala, bukan di kaki atau perut, karena disekitar kepala-lah pancaran aura yang paling besar.

Penyelidikan mengenai aura manusia telah dimulai sejak tahun 1935 ketika seorang Profesor Rusia, S. Kirlian mengembangkan suatu alat fotografi bertegangan tinggi untuk melihat medan energi di tangan dan kaki manusia. Teknologi itu kemudian dikenal dengan nama Fotografi Kirlian. Sekitar tahun 1985, beberapa ahli riset menemukan teknologi baru yang dikenal dengan Fotografi Aura. Teknologi ini menggunakan sensor biofeedback pada kedua tangan dan mengirimnya ke kamera kemudian mencetaknya dalam bentuk foto polaroid. Dari teknologi ini, dapat dilihat aura diri sendiri secara statis yang tercetak dalam lembaran foto.

Aura yang menyelubungi manusia merupakan satu kesatuan yang terdiri dari ion-ion negatif dan positif, bergerak terus-menerus dan bisa berubah bentuk sesuai yang kita inginkan. Jika sering dilatih maka aura akan bertambah kuat dan besar, sehingga kita bisa membentuk gelombang energi dengan frekuensi tertentu yang banyak kegunaannya, misalnya pengobatan medis, non-medis, dan psikis; pertahanan diri; dan lain-lain. Hal ini bisa terjadi karena setiap kita meniatkan sesuatu, otak akan mempunyai ide dimana ini akan mengakibatkan dikirimnya gelombang otak pada aura tubuh yang telah diperkuat.

Banyak orang ingin bisa membuka auranya, tujuannya bisa bermacam-macam. Namun intinya, sekali aura anda terbuka dan terpancar, maka kehidupan anda juga akan berubah. Ada inner power dan inner beauty yang terpancar dari tubuh anda membuat orang di sekitar anda lebih suka dan kaming kepada anda.

Untuk membuka dan meningkatkan aura bisa dengan banyak cara. Ada cara yang tradisional, semi modern, dan benar-benar modern. Yang tradisional itu seperti ilmu pernafasan, chi, rei ki, meditasi dan semacamnya. Yang modern, lebih mudah dan lebih cepat tentu saja dengan stimulasi gelombang otak. Telah diketahui oleh banyak ilmuan bahwa semakin rendah gelombang otak manusia, maka semakin kuatlah aura yang terpancar.
Membangkitkan aura adalah dengan mengaktivasi warna-warna inti aura yang baik kepada seseorang yang akan dapat menambah daya tarikan magnet,pesona,kecantikan,daya tarik lawan jenis,pengasihan,pemikat,awet muda,karismatik,mudah jodoh,dan menghilangkan aura jahat pada seseorang. Juga dapat merawat aura negatif seseorang. Dengan ritual khusus tingkat tinggi kemampuan dan kecantikan pesona bawah lahir anda akan serta merta terbangkit. Getaran bio-elektrik energy tubuh anda akan teralir dengan cukup kuat sekali. Segala kekalutan fikiran akan terlepas dengan sendirinya. Anda akan berasa seperti memiliki kekuatan supernatural yang luarbiasa dan Aura Rupa anda akan bersinar bak bidadari.Bisa dibuktikan dengan foto aura sebelum dan selepas pembangkitan.

*ENERGI FIZIK TUBUH ( Body Fizikal Power) fizikal,nafas, Darah, Panca Indera (seperti mata,telinga dll), daya fikir,daya Batin, Pengucap (Doa) dan wujudnya manusia.

*ENERGI ROHANI TUBUH (Body Spiritual Power) yang meliputi pusat tenaga latoif Utama iaitu Qolbu, Ruh, Akhfa,Khofi,Sirri,Nafsu Natiq dan kullun jasad. Kemudian Energi ALAM SEMESTA / OUT OF BODY (Energi macrocosmos) yang meliputi anasir utama iaitu: Bumi, Air, Udara, api, Bintang, Matahari, Bulan, Langit,Pangan dan wujudnya alam seisinya.

APABILA KESEMUA INI TELAH TERBANGKIT DAN DI AKTIFKAN, MAKA AKAN BERMANFAAT:

POSITIVE SELF POTENTION

Meningkatkan IQ (Kecerdasan otak) bagi menangkap suatu rahsia alam serta ESQ (kecerdasan Spiritual) bagi saranan diri dari perbuatan tercela.

SELF INTERNAL PROTECTOR

Menangkis segala perbuatan dari Jin, Syaitan dan gejala makhluk halus.

SELF INNER BEAUTY

Meningkatkan daya tarik tubuh (pesona,karisma,wibawa dll) serta mengatasi proses penuaan diri (awet muda tanpa menggunakan bahan kimia) , Meningkatkan rasa percaya diri dalam pergaulan dan lingkungan.
WORK PRODUKTIVITY POWER

Berguna bagi rumah tangga, pelajar, pedagang, petani, pegawai, dll yang mengalami masalah dalam keluarga, studi, bisnis, karier, jabatan, ataupun menurunnya semangat kerja kerana dengan metode Spektrum Energi dapat sebagai ikhtiar dalam mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan keberuntungan, dan kerezekian.

Dapat juga sebagai proses ikhtiar dalam mejauhkan diri dari kebangkrutan usaha, kegagalan bisnes, ataupun bentuk kesialan lainnya sekaligus sebagai proses alamiah dan ilahiah secara sunnatullah melakukan ruwatan diri ( membuka pintu gerbang kesuksesan ).

STRONG PERSONALITY

Daya tahan tubuh,kekuatan fizikal dan mental dllDapat meningkatkan rasa percara diri, kesabaran, dan kedekatan dengan Allah serta memberikan ketenangan dalam hidup.

UNLIMITED ENERGIC

Body Health Power
Meningkatkan kualiti regenerasi sel-sel dalam tubuh yang berguna untuk meningkatkan stamina kesehatan tubuh jasmani dan ruhani, mental dan Spritual.
Di samping itu dapat juga sebagai pengubatan untuk ikhtiar awal penyembuhan penyakit yang bersifat fizikal maupun yang bersifat kerohanian sendiri dan orang lain.
Dapat Menghilangkan stress karena tekanan pekerjaan sekaligus meningkatkan immunitas tubuh & daya seks

Positive Self Intelligence (Mind Power) Plus Kunci Kecerdasan Spritual
Dapat membersihkan berbagai limpahan energi negatif dalam tubuh fisik, mental, dan spritual yang dapat membantu dalam proses peningkatan kualiti IQ ( Intelligencia Question ) dan ESQ ( Emotional Spritual Question ) sehingga berguna dalam pengambilan keputusan yang benar dalam setiap tindakan dan fikiran ( ketajaman insting ).Meningkatkan kebijaksanaan hati dan pikiran dalam memecahkan setiap persoalan hidup yang dihadapi.Melalui tanda di tubuh dapat meradar bahaya sebelum terjadi atau racun yang dibuat musuh dalam makanan (dalam pengembangan tertentu gelas/piring yang diisi racun oleh musuh akan bergetar atau pecah sebelum diminum)

Terapi AURA Bermanfaat Meningkatkan Pesona, Kharisma, Daya Tarik, Lancarkan Bisnis/Karir, dan Meningkatkan Kualitas Kesehatan. Merubah Kesialan, Kegagalan, Kemandekan, Kemunduran menjadi Keberhasilan, Keselamatan, dan Kemuliaan.
Bisa Jarak Jauh, bebas dari unsur klenik/ susuk/ syirik, tanpa efek samping, untuk semua agama.

Ilmu AURA, seperti halnya Hipnotis dan BioEnergi, sering disalahpahami sebagai mistik. Sesungguhnya, Aura adalah masalah medis psikologis, kimia, dan fisika biasa. Ilmu Deteksi Aura juga tidak jauh berbeda dengan Foto Rontgen dan USG. Hal itu telah dibuktikan oleh Prof. R. Kirlian dari Rusia pada tahun 1935. Di negara-negara Eropa Timur dan RRC, Terapi Aura sejak tahun 1970-an telah digunakan secara luas di Rumah Sakit Medis untuk mengobati pasien yang mengalami gejala psikis, juga untuk mengurangi efek samping obat-obatan kimiawi. Di Amerika, Ilmu Aura telah pula diteliti secara mendalam di National Institute Of Health Maryland. Bahkan, dalam setiap seleksi astronaut di NASA, terdapat seorang ahli aura dalam tim rekrutmen.

Dunia kedokteran Indonesia boleh dibilang tertinggal dalam mengaplikasikan ilmu ini. Padahal jauh sebelumnya, pada tahun 980-1037, Ibnu Sina/Avicenna, bapak kedokteran modern dari Arab sudah menjelaskan pentingnya warna dalam diagnosa dan pengobatan penyakit. Menurutnya, tanda-tanda penyakit dalam tubuh bisa dikenali dari warnanya.

Setiap manusia (dan semua makhluk ciptaan-Nya) memiliki medan energi atau aura di sekitar dirinya sejak awal penciptaan. Oleh karena itu, bila ada istilah Buka Aura atau Pembangkitan Aura yang sering didengungkan oleh paranormal, sesungguhnya kurang tepat. Buktinya binatang, tumbuhan, dan bayi baru lahir yang tidak pernah tersentuh tangan paranormalpun sudah memiliki aura.

Aura yang bagus akan memancarkan energi yang bagus pula, demikian pula sebaliknya, hal ini dibuktikan misalnya, saat bertemu dengan seseorang yang belum dikenal sekali pun, sudah dapat dirasakan rasa senang atau tidak senang. Ini menggambarkan adanya interaksi aura atau medan energi antara seseorang dengan orang lain. Tidak heran jika kita menjumpai ada orang yang secara fisik tidak cantik/ganteng tapi disukai banyak orang. Hal ini karena aura orang tersebut pancarannya bagus.

Perkembangan teknologi aura ini kian hari kian menarik sejak ditemukannya Computerized Multimedia Biofeedback System oleh seorang periset asal Jerman bernama Fisslinger pada tahun 1998. Dengan menggunakan komputer tersebut, dapat dilihat secara langsung dan dinamis aura seseorang pada layar monitor.

Computerized Multimedia Biofeedback System, ini diberi nama Aura Video Station. Teknologi terbaru ini menggunakan beberapa pengetahuan untuk menunjangnya, seperti teknologi komputer, biofeedback, pengetahuan tentang terapi warna dan pengobatan dengan vibrasi.

Melalui analisis aura, ada beberapa hal yang dapat diketahui dan dapat pula diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu, dalam bidang psikologi dan kesehatan. Untuk rekrutmen pegawai, dapat dilihat kecocokan personalitas dengan bidang pekerjaannya. Sedangkan untuk deteksi kesehatan, analisis aura akan memberikan gambaran kesehatan yang lebih mendalam dari kondisi pasien.

Bagi anda yang ingin auranya terpancar dengan baik maka aura yang sudah dimiliki harus dioptimalkan dengan program TERAPI PENYELARASAN AURA yang bermanfaat :

1. Disenangi banyak orang. Enteng jodoh bagi yang sulit cari pasangan hidup.

2. Aura muka selalu segar, cerah dan ceria, Penampilan lebih menarik/awet muda.

3. Melancarkan bisnis, karier, melamar pekerjaan dan segala urusan.

4. Menyingkirkan hawa sial/ tidak beruntung/ rintangan hidup.

5. Terhindar dari kejahatan (copet, rampok, sihir, santet, gendam dll).

6. Mencegah stress, menjaga kesehatan.

7. Selalu mempunyai ide-ide cemerlang (inovatif).

*Berikut Ini Warna Aura dan Artinya:

Aura merupakan manifestasi fisik. Di mana jiwa setiap manusia yang memancarkan cahaya di sekeliling tubuhnya dengan warna-warni yang berubah setiap saat sesuai dengan keadaan jiwa seseorang.

Bila telah menguasai ilmu aura, Anda akan mampu untuk mengetahui bagaimanakah seorang anak manusia itu. Apakah dia berbohong atau tidak. Bahkan dengan ilmu ini Anda akan mampu mendeteksi kejiwaan seseorang.

Melihat aura merupakan langkah pertama memasuki dunia yang lebih luas, yaitu suatu kesadaran yang meningkat dan dapat mengatasi berbagai gangguan penyakit. Misalnya, saja salah satu organ tubuh Anda mengalami gangguan, setelah mempelajari ilmu ini Anda akan dapat mengetahuinya melalui cahaya yang nampak pada organ yang sakit. Lalu, bagaimana caranya agar kita dapat melihat aura tersebut.

Pertama, tempatkan seseorang dalam keadaan berdiri dengan jarak kurang lebih 60 centimeter di depan suatu latar belakang putih. Kemudian minta kepada orang tersebut agar selalu dalam keadaan santai dan bernafas dalam-dalam.
Untuk dapat melihat dengan baik, Anda harus mengambil jarak 2,5 meter dan cahaya ruangan tidak boleh terlalu terang atau terfokus langsung ke organ tersebut.
Cahaya yang paling baik digunakan adalah cahaya alami. Selanjutnya cara melihat aura, adalah pusatkan perhatian Anda ke dinding di belakang orang tersebut. Dengan melihat melalui kepala di daerah bahu.
Saat Anda menatap melampau garis bentuk tubuh, dengan sangat cepat Anda akan melihat sebuah selubung putih kabur atau perak yang mengelilingi tubuh orang itu. Aura yang terlihat dinamakan dengan aura eterik. Letaknya berdekatan dengan tubuh dan berwarna putih atau perak dengan tebal setengah centimeter.

Warna-warna Aura, yang memiliki ciri-ciri emosional tertentu:

* Ungu, tingkat pencapaian kerohanian, hubungan Illahi, mistik. Terletak pada kelenjar pituitari atau ubun-ubun.
* Nila, kebijaksanaan mendalam, bersifat seni, penguasaan diri dan selaras dengan alam. Terletak di kelenjar pineal atau jidat.
* Biru, bermental kuat, kecerdasan dan pemikir nalar.
* Biru gelap, merupakan sifat curiga. Terletak di otak.
* Hijau, keseimbangan, harmoni, penyembuhan dan mudah menyesuaikan diri.
* Hijau gelap, penuh tipuan, licik. Terletak di leher.
* Kuning, kasih sayang, baik hati, belas kasihan dan optimis
* Kuning gelap, curiga dan tamak. Terletak di jantung.
* Oranye, energi dan kesehatan tubuh, berhubungan dengan penyakit dan vitalitas fisik yang rendah.
* Oranye gelap, memperlihatkan kecerdasan yang rendah. Terletak di lambung dan limpa.
* Merah, kehidupan jasmaniah, ambisi dan penuh birahi.
* Merah gelap, ganas dan penuh nafsu.
* Merah muda(pink), kasih tanpa pamrih, kelembutan hati, sopan santun. Terletak di bawah pusar.
* Coklat, pelit, mementingkan diri sendiri dan egois.
* Abu-abu, kemurungan, energi rendah dan rasa takut.
* Hitam, jahat, culas dan bermaksud buruk.
* Putih, menunjukan tingkat kerohanian yang tinggi.
* Perak, energi tinggi dan sangat berguna.
* Emas, diri yang luhur dan pencapaian kerohanian yang tinggi.
ILMU MASTER AURA
Untuk mengetahui manfaat dan keunggulan, maka saya rangkum kembali secara lengkap level keilmuan, sebagai berikut:
Program dapat diikuti semua agama dan pelatihan dititik beratkan pada olah napas dan mind power.Dengan itu akan menguasai:
- menguasai OLAH NAPAS untuk membangkitkan & menyalurkan ENERGI CAKRA AURA METAFISIS untuk berbagai keperluan seperti melihat aura, pembersihan energi negatif, penyaluran energi positif, beladiri, mempengaruhi orang tanpa hipnotis, penyembuhan fisik/kejiwaan dengan energi cakra, membuat air cakra, penyerapan energi alam, atraksi jurus instan 100% sadar, menajamkan firasat, ilmu pendulum, anti ejakulasi dini, dll
- menguasai DOA KUNCI untuk membangkitkan ENERGI AURA ILLAHI.
Cukup dengan konsentrasi sejenak maka ENERGI AURA ILLAHI akan segera muncul dan secara otomatis tersalur dengan sendirinya Hanya kepada penerima (anda sendiri/pasien) sesuai yang anda programkan sehingga tidak akan salah alamat, sesuai kebutuhan sehingga tidak akan overdosis.
- menguasai teknik memandu pasien dalam meditasi aura dengan audio khusus binaural beat untuk pembersihan aura dan pengaktifan cakra, mandi aura aromatherapy, latihan kekuatan pikiran (mind power) tranformasi aura, suply energi dengan sentuhan, terapi suara (mirip hipnotherapy), terapi dengan media sendok, kapsul, garam, minyak, herbal energi, telur energi, terapi kristal. Penyembuhan jarak jauh dengan media foto, gelombang udara, dan telepon.
Dengan menguasai ini anda mampu menyembuhkan 99% penyakit dari yang ringan hingga yang berat/kronis juga bisa digunakan praktisi medis untuk meningkatkan khasiat obat farmasi (memBooster obat generik jadi berkhasiat setara obat paten, obat lebih mudah terserap tubuh, lebih cepat reaksinya, mengurangi efek samping obat, dll),menguasai ilmu buang sial, penyembuhan kecanduan, kerasukan jin, penormalan kembali perilaku menyimpang, gay, lesbi, hipersex, dan ilmu khusus untuk menarik, mengisi, dan mengunci ENERGI AURA ILLAHI untuk segala aplikasi keperluan hidup baik untuk diri sendiri maupun orang lain, misalnya untuk menumbuhkan simpati, pesona, wibawa, kecerdasan, kemujuran, penyembuhan, daya linuwih, daya kebal, dll.

Setiap orang memiliki aura, yakni pancaran sinar yang keluar dari tubuhnya. Ada aura buruk, ada pula yang mempesona. Tapi jangan kecil hati kalau kebetulan beraura kurang baik. Pasalnya, pancaran sinar ini bisa diubah menjadi positif. Untuk itu perlu melakukan beberapa upaya agar potensi yang ada dalam dirinya bisa ‘didongkrak’ keluar. Aura mempesona, bisa punya andil mengubah nasib seseorang. Aura positif akan memancarkan kewibawaan, kharisma, kekuasaan, semangat dan kegembiraan. Pengaruhnya bukan rasa takut, tapi justru mengundang rasa hormat, kagum dan sayang dari orang lain.

BERPIKIR positif adalah modal dasar untuk mendongkrak aura pesona seseorang. Menjadi kekuatan bawah sadar untuk menjalani kehidupan yang baik. Orang menjadi lebih berwibawa dan dihormati. Seperti kekuatan alam yang bersih dan murni. Mengalahkan dendam dan marah seperti orang bertapa. Seperti dalam pepatah Jawa: Tarakbrata kang trape trep patitis bisa mbangun rasa mulya sumaruna ngunggahake derajating titah. Maksudnya dengan ‘tapa brata’ bisa membuat manusia merasa mulia dan mampu meninggikan derajad kemanusiaan.

Aura merupakan manifestasi fisik. Di mana jiwa setiap manusia yang memancarkan cahaya di sekeliling tubuhnya dengan warna-warni yang berubah setiap saat sesuai dengan keadaan jiwa seseorang. Bila seseorang telah menguasai ilmu aura, ia akan mampu mengetahui bagaimanakah seorang anak manusia itu. Apakah dia berbohong atau tidak. Bahkan dengan ilmu ini akan mampu mendeteksi kejiwaan seseorang.

Melihat aura merupakan langkah pertama memasuki dunia yang lebih luas, yaitu suatu kesadaran yang meningkat dan dapat mengatasi berbagai gangguan penyakit. Misalnya, saja salah satu organ tubuh mengalami gangguan. Setelah mempelajari ilmu ini bisa mengetahuinya melalui cahaya yang nampak pada organ yang sakit. Lalu, bagaimana caranya agar kita dapat melihat aura tersebut.

Mintalah seseorang berdiri dalam jarak kurang lebih 60 centimeter di depan suatu latar belakang putih. Kemudian orang tersebut diminta agar selalu santai dan bernafas dalam-dalam. Untuk dapat melihat aura dengan dengan baik, perlu jarak jarak 2,5 meter dan cahaya ruangan tidak boleh terlalu terang atau terfokus langsung ke organ tersebut.

Cahaya yang paling baik digunakan adalah cahaya alami. Selanjutnya cara melihat aura, adalah memusatkan perhatian ke dinding di belakang orang tersebut. Dengan melihat melalui kepala di daerah bahu.

Saat menatap melampau garis bentuk tubuh, dengan sangat cepat akan melihat sebuah selubung putih kabur atau perak yang mengelilingi tubuh orang itu. Aura yang terlihat dinamakan dengan aura eterik. Letaknya berdekatan dengan tubuh dan berwarna putih atau perak dengan tebal setengah centimeter.

Ada yang berpendapat warna-warna aura, memiliki ciri-ciri emosional tertentu. Ungu, misalnya, merupakan keberhasilan tingkat pencapaian kerohanian, hubungan Illahi dan mistik. Terletak pada kelenjar pituitari atau ubun-ubun.

Warna nila sebagai penampilan kebijaksanaan mendalam, bersifat seni, penguasaan diri dan selaras dengan alam. Terletak di kelenjar pineal atau jidat. Biru, bermental kuat, kecerdasan dan pemikir nalar. Biru gelap, merupakan sifat curiga. Terletak di otak. Hijau, keseimbangan, harmoni, penyembuhan dan mudah menyesuaikan diri.

Hijau gelap, penuh tipuan, licik. Terletak di leher. Kuning, kasih sayang, baik hati, belas kasihan dan optimis Kuning gelap, curiga dan tamak. Terletak di jantung. Oranye, energi dan kesehatan tubuh, berhubungan dengan penyakit dan vitalitas fisik yang rendah. Oranye gelap, memperlihatkan kecerdasan yang rendah. Terletak di lambung dan limpa. Merah, kehidupan jasmaniah, ambisi dan penuh birahi. Merah gelap, ganas dan penuh nafsu.

Merah muda, kasih tanpa pamrih, kelembutan hati, sopan santun. Terletak di bawah pusar. Coklat, pelit, mementingkan diri sendiri dan egois.

Abu-abu, kemurungan, energi rendah dan rasa takut. Hitam, jahat, culas dan bermaksud buruk. Perak, energi tinggi dan sangat berguna. Emas, diri yang luhur dan pencapaian kerohanian yang tinggi. Bisa juga foto aura ini dilakukan dengan alat bantu foto Kierlien, yang khusus untuk melihat aura manusia dan aura beberapa benda pusaka.

TATA CARA TERAPI BUKA AURA DAN TEKNIK PERNAPASAN

Di dalam terapi buka Aura ini selain berdzikir, mendekatkan diri dengan Yang Maha Kuasa, berdoa kepada Yang Maha Kuasa, sewaktu diterapi, yang tidak kalah pentingnya adalah anda harus melakukan teknik pernapasan yang nantinya akan dibimbing. Yang mana sewaktu anda di posisi akan mau diterapi, nanti anda akan diminta membaca dua kalimat syahadat dan Doa An Nur sebanyak 7 kali, setelah itu anda membaca dzikir Laa Ilaaha Ilalloh, sehingga terapinya selesai diselang-seling dengan permohonan dan doa. Timbulkan kepasrahan berserah diri hanya kepada Allah.

Untuk Teknik Pernapasannya adalah badan Anda ditegakkan, bernapas dengan normal, santai aja, rileks, badannya tegak. Selanjutnya perut yang di bagian bawah pusar, yang di bagian dalamnya anda tekan masuk ke dalam, ditekan hingga maksimal sekuat-kuatnya, mungkin akan terasa seperti anda mau menahan kencing atau mau ke belakang, ditekan hingga maksimal, hingga akan terasa dari bagian bawah pusar anda mengalir hawa hangat, getaran-getaran, terasa di kedua tangan anda bergetar-getar halus, atau bahkan perlahan-lahan akan terangkat naik ke atas bergerak-gerak.

Mungkin awalnya memang agak susah seperti halnya anda mau menghidupkan kunci kontak mesin, atau mau starter motor, butuh kekuatan dan tenaga, tetapi tujuannya penting sekali, yaitu untuk membangkitkan Kekuatan Ilahiah yang ada di dalam diri anda. Dengan bangkitnya kekuatan ilahiah yang ada di dalam diri anda ini, maka akan membantu di dalam proses penyembuhan, pembersihan diri. Sekali lagi badannya ditegakkan bernapas dengan normal, matanya dipejamkan, rileks saja, santai, perut yang di bagian bawah pusar anda ditekan semaksimal mungkin, sekuat-kuatnya, napasnya tidak ditahan, normal saja, badannya juga normal tidak tegang lehernya juga tidak tegang, perut yang dibagian bawah pusar ditekan hingga maksimal hingga terasa bergetar kedua tangan bagian-bagian tubuh anda. Dan kalau tiba-tiba kedua tangan bagian-bagian tubuh anda bergetar, kedua tangan seperti mau terangkat naik ke atas, diikuti saja gerakan-gerakan yang ada.

SAKTI Dulu..jika Mau Sukses..

Di dunia ini, beragam cara orang untuk meraih SUKSES dalam hidupnya. Siapa sih yang nggak ingin sukses? Semua orang normal pasti menginginkan sukses! Semua orang pasti mengimpikan sukses dalam menjalani hidupnya ini. Lalu bagaimana caranya? Jawabnya ada banyak cara untuk meraih sukses. Anda tinggal pilih saja, mau cara NEGATIF atau POSITIF.

Cara Negatif ini misalnya pergi ke dukun minta bantuan jin, tuyul dan sebangsanya…untuk memburu pesugihan, biasanya sukses yang didapat lewat cara ini memang terbukti instan…tapi jangan lupa, selalu ada persembahan besar yang harus ditanggung oleh pencari sukses jalur negatif ini. Ada akad kredit antara pencari sukses dengan dukun beserta makhluk gaibnya itu, dan biasanya akad kredit semacam ini “bunganya” sangat mencekik leher beneran…hehehe… Sebaiknya Anda hindari cara mencari sukses lewat jalur negatif ini. Pasti sangat merugikan Anda pada sesi akhirnya! Tidak percaya tanya Mas Han,ketua paranormal "Shakti Bhakti",beliau Seniman,Budayawan sekaligus Juru Kunci Goa Susuh Angin-Salatiga, silahkan konsultasi bagaimana ruginya jalur sesat tersebut!Jika anda minat siap aja, menggadaikan akhirat!

Terus cara Positifnya bagaimana? Gampang saja jawabnya: Anda harus SAKTI dulu, baru bisa sukses! Waduh…harus SAKTI dulu baru bisa sukses? Iyaa… Wah, kan nggak gampang Pak untuk bisa menjadi orang yang SAKTI… Saya kan beda dengan Bapak. Iya memang nggak gampang…butuh usaha keras dan pantang menyerah untuk menjadi SAKTI! Lha kalau mau cara gampang dan instan untuk bisa sukses? Hmm…NGGAK ADA tuh. Bahkan cara meraih sukses yang negatif saja juga nggak gampang, tetap ada usaha keras dan resiko sangat besar di sana.

Nah, untuk bisa sukses dengan lebih dulu menjadi orang SAKTI justru jauh lebih mudah dan nggak beresiko apapun. Paling banter resikonya adalah gagal dan nggak sukses saja, akibat Anda tidak berhasil melakukan cara-cara untuk menjadi orang SAKTI.Ini tanpa Tirakat di Jamin tidak sesat!kunci MAU..bukan INGIN..!!!

Baiklah, saya beritahukan, bagaimana caranya untuk bisa sukses dengan menjadi orang SAKTI lebih dulu. Coba saja Anda menyimaknya di bawah ini:

* Pertama, Anda harus Semangat! Bersemangatlah dengan tujuan hidup Anda sendiri. Semangatlah saat Anda mengimpikan sukses Anda. Semangatlah saat Anda merancang impian sukses Anda. Bersemangatlah di setiap detik jantung Anda berdetak… selalu bersemangatlah di setiap hari… di setiap saat!

* Kedua, Anda harus berani Ambil Resiko! Jika Anda berani untuk mengambil resiko apapun dalam upaya meraih impian sukses Anda, maka Anda sudah berada di jalur yang benar. Orang yang sudah terbukti sukses memang orang yang berani Ambil Resiko dalam hidupnya.

* Ketiga, Anda harus Kreatif! Yaa, dengan berpikir Kreatif, maka tidak ada satupun hambatan yang bisa membuat Anda mundur ke belakang pada saat meraih impian sukses Anda. Kreatiflah dalam upaya meraih sukses Anda. Kreatif artinya, Anda selalu bisa memikirkan cara-cara lainnya, jika saja ada hambatan di tengah jalan Anda meraih sukses itu.

* Keempat, Anda harus Tulus! Benar…Anda harus Tulus pada saat Anda memulai perjalanan sukses, apalagi sudah berada di rel perjalanan sukses Anda ini. Tulus lah pada diri Anda sendiri, sebelum anda Tulus kepada orang lain. Bersikap tulus-ikhlas pada diri sendiri ini artinya, Anda bisa menerima sepenuhnya potensi diri Anda. Kelebihan maupun kekurangan yang ada di dalam diri Anda…bisa sepenuhnya Anda pahami. Sehingga dengan demikian, Anda bisa lebih fokus pada kelebihan Anda di sepanjang perjalanan meraih sukses ini.

* Kelima, Anda harus punya Integritas! Yaa…punya Integritas, berarti, apa yang Anda pikirkan, apa yang Anda ucapkan, dan apa yang Anda lakukan itu merupakan satu kesatuan yang serasi, seimbang, dan memiliki bobot positif yang sama. Integritas diri inilah yang membuat diri Anda bisa dipercaya oleh orang lain. Dan, jika Anda sudah bisa dipercaya sepenuhnya oleh orang lain, maka tentu saja sukses bisa dipastikan menjadi milik Anda.

Saya akan meringkas cara menjadi orang SAKTI ini untuk Anda, agar lebih mudah untuk dihafal kemudian dipahami dan akhirnya bisa Anda lakukan buat meraih sukses Anda. Perhatikanlah, SAKTI adalah: Semangat–Ambil Resiko–Kreatif–Tulus–Integritas.

Ok, semoga sekarang ini Anda sudah tahu caranya, bagaimana bisa menjadi orang SAKTI untuk meraih impian-impian sukses Anda. Saya berani menjamin, jika Anda sudah SAKTI, maka Anda PASTI SUKSES. Mau SUKSES…Harus SAKTI Dulu!Jangan lupa ada Usaha tentu lebih manjurnya perlu DOA,soal doa minta ijazah dengan pengasuh Indo Ghaib!Salam Luar Biasa Prima!(Pak Nano)

Hakekat Waliyullah dan Kharomah-nya

Artikel pada kali ini berisi tentang mengungkap perjalanan hidup wali-waliyalloh dalam web site ini( categori manaqib) mendapat sanggahan dari beberapa kawan saya yang memang kurang percaya tentang seseorang yang menjadi waliyulloh dan tentang karomah-karomah yang diberikan Alloh kepada hamba Pilihan Alloh ( waliyulloh). Saya coba akan jelaskan tentang hakikat para Waliyulloh dan karomahnya dari berbagai sumber referensi yang saya temukan.

A.Pengertian Waliyulloh

Dalam Kitab Jami’u karamatil Aulia Juz 1 hal 7 Syech Yusup bin sulaiman berpendapat bahwa “wali ialah orang yang sangat dekat kepada Alloh lantaran penuh ketaatannya dan oleh karena itu Alloh memberikan kuasa kepadanya dengan Karomah dan penjagaan”

maksudnya adalah orang yang menjadi dekat keadaan jiwanya kepada Alloh karena ketaatan dia akibatnya Alloh menjadi dekat orang tersebut dan diberikan anugrah oleh Alloh berupa “karomah” dan penjagaan untuk tidak terjerumus berbuat maksiat,apabila dia terjerumus berbuat maksiat maka cepat-cepat dia bertaubat.

Kh.Hasyim Asy’ari dalam kitabnya Ad Durarul Muntatsirah pada halaman 2 beliau mengungkapkan bahwa Wali adalah orang yang terpelihara dari ;

a. Melakukan dosa besar dan kecil

b.Terjerumus oleh hawa nafsunya sekalipun hanya sekejap dan apabila melakukan dosa maka dia cepat-cepat bertaubat kepada Alloh.sebagaimana tersebut didalam alquran(Q.S.YUNUS AYAT 62-64)

Hakim At-Tirmidzi mendefinisikan Wali Allah adalah seorang yang demikian kokoh di dalam peringkat kedekatannya kepada Allah (fi martabtih), memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu seperti bersikap shidq (jujur dan benar) dalam perilakunya, sabar dalam ketaatan kepada Allah, menunaikan segala kewajiban, menjaga hukum dan perundang-undangan (al-hudud) Allah, mempertahankan posisi (al-) kedekatannya kepada Allah.menurut at-Tirmidzi, seorang wali mengalami kenaikan peringkat sehingga berada pada posisi yang demikian dekat dengan Allah, kemudian ia berada di hadapan-Nya, dan menyibukkan diri dengan Allah sehingga lupa dari segala sesuatu selain Allah.

Karena kedekatannya dengan Allah, seorang wali memperoleh ‘ishmah (pemeliharaan) dan karamah (kemuliaan) dari Allah. menurutnya, ada tiga jenis ‘ishmah dalam Islam. Pertama, ‘ishmah al-anbiya’ (ishmah para Nabi) merupakan sesuatu yang wajib, baik berdasarkan argumentasi ‘aqliyyah seperti dikemukakan Mu’tazilah maupun berdasarkan argumentasi sam‘iyyah. Kedua, ‘ishmah al-awliya’ (merupakan sesuatu yang mungkin); tidak ada keharusan untuk menetapkan ‘ishmah bagi para wali dan tidak berdosa untuk menafikannya dari diri mereka, tidak juga termasuk ke dalam keyakinan agama (‘aqa’id al-din); melainkan merupakan karamah dari Allah kepada mereka. Allah melimpahkan ‘ishmah ke dalam hati siapa saja yang dikehendaki-Nya di antara mereka. Ketiga, ‘ishmah al-‘ammah, ‘ishmah secara umum , melalui jalan al-asbab, sebab-sebab tertentu yang menjadikan seseorang terpelihara dari perbuatan maksiat.

‘Ishmah yang dimiliki para wali dan orang-orang beriman, menurut at-Tirmidzi, bertingkat-tingkat. Bagi umumnya orang-orang yang beriman, ‘ishmah berarti terpelihara dari kekufuran dan dari terus menerus berbuat dosa; sedangkan bagi para wali ‘ishmah berarti terjaga (mahfuzh) dari kesalahan sesuai dengan derajat, jenjang, dan maqamat mereka. Masing-masing mereka mendapatkan ‘ishmah sesuai dengan peringkat kewaliannya. Inti pengertian ‘ishmah al-awliya’ terletak pada makna al-hirasah (pengawasan), berupa cahaya ‘ishmah (anwar al-ishmah) yang menyinari relung jiwa (hanaya al-nafs) dan berbagai gejala yang muncul dari kedalaman al-nafs, tempat persembunyian al-nafs (makamin al-nafs), sehingga al-nafs tidak menemukan jalan untuk mengambil bagian dalam aktivitas seorang wali. Ia dalam keadaan suci dan tidak tercemari berbagai kotoran al-nafs ( adnas al-nafs ).

jadi dari berbagai pendapat diatas bahwa Derajat ke” Wali” an pada hakekatnya dapat diperoleh atau dicapai oleh sesorang mukmin yang bertaqwa dengan jalan melaksanakan dan menta’ati segala peraturan dan tuntunan sya’ra yang diwajibkan dan yang disukai Alloh SWT dikerjakan dengan penuh ketekunan . Dan yang Haram atau yang tidak disukai Alloh dijauhkan dan dihindarkan dari dirinya supaya jangan sampai jatuh tergelincir melakukannya. Apabila tergelincir melakukan dosa kecil sekejap saja cepat-cepat diikuti dengan bertaubat yang sebenar-benarnya.dan terus segera kembali kepada yang haq (benar).

B.PENGERTIAN “KAROMAH”

Karomah menurut bahasa/lughoh sama dengan Aza-zah artinya kemuliaan (munjid hal 682) . Pengertian karomah menurut Syeck Ibrahim Al Bajuri dalam kitabnya “tuhfatul Murid” hal 91 bahwa karomah adalah” sesuatu luar biasa yang tampak dari kekuasaan seorang hamba yang telah jelas kebaikannya yang diteyapkan karena adanya ketekunan didalam mengikuti syariat nabi dam mempunyai i’tiqod yang benar”

Menurut Hakim At-Tirmidz Adapun yang dimaksud karamah al-awliya’ tiada lain, kemuliaan, kehormatan,(al-ikram); penghargaan (al-taqdir); dan persahabatan (al-wala) yang dimiliki para wali Allah berkat penghargaan, kecintaan dan pertolongan Allah kepada mereka. Karamah al-awliya itu, dalam pandangan Hakim at-Tirmidzi, merupakan salah satu ciri para wali secara lahiriah (‘alamat al-awliya’ fi al-zhahir) yang juga dinamakannya al-ayat atau tanda-tanda.

Hakim at-Tirmidzi membagi karamat al-awliya ke dalam dua bagian. Pertama, karamah yang bersifat ma‘nawi atau al-karamat al-ma‘nawiyyah. Karamah yang pertama merupakan sesuatu yang bertentangan dengan adat kebiasaan secara fisik-inderawi, seperti kemampuan seseorang unrtuk berjalan di atas air atau berjalan di udara. Sedangkan karamah yang kedua merupakan ke-istiqamah-an seorang hamba di dalam menjalin hubungan dengan Allah, baik secara lahiriah maupun secara batiniah yang menyebabkan hijab tersingkap dari kalbunya hingga ia mengenal kekasihnya, serta merasa ketentraman dengan Allah. At-Tirmidzi memaparkan karamah yang kedua sebagai yang berikut:

Kemudian Tuhan memandang wali Allah dengan pandangan rahmat. Maka Tuhan pun dari perbendaharaan rububiyyah menaburkan karamah yang bersifat khusus kepadanya sehingga ia (wali Allah) itu berada pada maqam hakikat kehambaan (al-haqiqah al-ubudiyyah). Kemudian Tuhan pun mendekatkan kepada-Nya, memanggilnya, menghormati dan meninggikannya. Menyayanginya dan menyerunya. Maka wali pun menghampiri Tuhan ketika ia mendengar seru-Nya. Mengokohkan (posisi)-nya dan menguatkannya; memelihara dan menolongnya; sehingga ia meresponi dan menyambut seruan-Nya. Dalam kesunyian ia memanggil-Nya. Setiap saat ia munajat kepada-Nya. Ia pun memanggil kekasihnya. Ia tidak mengenal Tuhan selain Allah.

Jadi karomah adalah merupakan sesuatu perkara yang terjadi diluar kemampuan akal manusia biasa untuk memikirkan atau menciptakan .perkara itu ( karomah) diberikan Alloh kepada hambanya yang sudah terang kebaikannya( shalehnya), setiap sikap perbuatan dan ucapannya serta keadaan hatinya selalu bergerak sesuai dengan tuntunan ajaran Islam yang dibawa oleh Rosululloh SAW baik dalam segi syaria’t atau aqidah serta akhlaknya.

Oleh karena itu bagi Waliyulloh dengan Karomahnya kadang-kadang tampak keanehan-keanehan baik dalam sikap tindakan dan ucapan yang tidak begitu saja mudah bagi akal manusia biasa untuk memahaminya. Sebagai contoh karomah ialah seperti dapat dilihat adanya peristiwa Maryam yang disebut dalam surat Ali Imron ayat 37, juga peristiwa Ashabul Kahfi dalam surat al kahfi ayat 25 dan tidak berbeda pula halnya dengan Karomah-karomah Para Habaib dan Para Ulama yang saya tulis tersebut seperti karomahnya Al Habib Abduloh bil Faqih yang selalu bertemu langsung dengan Rosululloh begitu pula dengan KH.Hamim Djazuli (Gus Miek) yang melakukan dakwahnya ditempat hiburan malam.

Orang yang menolak karamah al-awliya’, disebabkan mereka tidak mengetahui persoalan ini kecuali kulitnya saja. Mereka tidak mengetahui perlakuan Allah terhadap para wali. Sekiranya orang tersebut mengetahui hal-ihwal para wali dan perlakuan Allah terhadap mereka; niscaya mereka tidak akan menolaknya. Penolakan mereka terhadap karamah al-awliya’, disebabkan oleh kadar akses mereka terhadap Allah hanya sebatas menegaskan-Nya; bersungguh-sungguh di dalam mewujudkan kejujuran (al-shidq); bersikap benar dalam mewujudkan kesungguhan sehingga meraih posisi al-qurbah (dekat dengan Allah). Sementara mereka buta terhadap karunia dan akses Allah kepada hamba-hamba pilihan-Nya. Demikian juga buta terhadap cinta (mahabbah) dan kelembutan (ra’fah) Allah kepada para wali. Apabila mereka mendengar sedikit tentang hal ini, mereka bingung dan menolaknya.
C.HIERARKI KEWALIAAN

Syaikhul Akbar Ibnu Araby dalam kitab Futuhatul Makkiyah membuat klasifikasi tingkatan wali dan kedudukannya. Jumlah mereka sangat banyak, ada yang terbatas dan yang tidak terbatas. Sedikitnya terdapat 9 tingkatan, secara garis besar dapat diringkas sebagai berikut :

1. Wali Aqthab atau Wali Quthub

Wali yang sangat paripurna. Ia memimpin dan menguasai wali diseluruh alam semesta. Jumlahnya hanya seorang setiap masa. Jika wali ini wafat, maka Wali Quthub lainnya yang menggantikan.
2. Wali Aimmah
Pembantu Wali Quthub. Posisi mereka menggantikan Wali Quthub jika wafat. Jumlahnya dua orang dalam setiap masa. Seorang bernama Abdur Robbi, bertugas menyaksikan alam malakut. Dan lainnya bernama Abdul Malik, bertugas menyaksikan alam malaikat.
3. Wali Autad
Jumlahnya empat orang. Berada di empat wilayah penjuru mata angin, yang masing-masing menguasai wilayahnya. Pusat wilayah berada di Kakbah. Kadang dalam Wali Autad terdapat juga wanita. Mereka bergelar Abdul Haiyi, Abdul Alim, Abdul Qadir dan Abdu Murid.
4. Wali Abdal
Abdal berarti pengganti. Dinamakan demikian karena jika meninggal di suatu tempat, mereka menunjuk penggantinya. Jumlah Wali Abdal sebanyak tujuh orang, yang menguasai ketujuh iklim. Pengarang kitab Futuhatul Makkiyah dan Fushus Hikam yang terkenal itu, mengaku pernah melihat dan bergaul baik dengan ke tujuh Wali Abdal di Makkatul Mukarramah.
Pada tahun 586 di Spanyol, Ibnu Arabi bertemu Wali Abdal bernama Musa al-Baidarani. Abdul Madjid bin Salamah sahabat Ibnu Arabi pernah bertemu Wali Abdal bernama Mu’az bin al-Asyrash. Beliau kemudian menanyakan bagaimana cara mencapai kedudukan Wali Abdal. Ia menjawab dengan lapar, tidak tidur dimalam hari, banyak diam dan mengasingkan diri dari keramaian.
5. Wali Nuqoba’
Jumlah mereka sebanyak 12 orang dalam setiap masa. Allah memahamkan mereka tentang hukum syariat. Dengan demikian mereka akan segera menyadari terhadap semua tipuan hawa nafsu dan iblis. Jika Wali Nuqoba’ melihat bekas telapak kaki seseorang diatas tanah, mereka mengetahui apakah jejak orang alim atau bodoh, orang baik atau tidak.
6. Wali Nujaba’
Jumlahnya mereka sebanyak 8 orang dalam setiap masa.
7. Wali Hawariyyun
Berasal dari kata hawari, yang berarti pembela. Ia adalah orang yang membela agama Allah, baik dengan argumen maupun senjata. Pada zaman nabi Muhammad sebagai Hawari adalah Zubair bin Awam. Allah menganugerahkan kepada Wali Hawariyyun ilmu pengetahuan, keberanian dan ketekunan dalam beribadah.
8. Wali Rajabiyyun
Dinamakan demikian, karena karomahnya muncul selalu dalam bulan Rajab. Jumlah mereka sebanyak 40 orang. Terdapat di berbagai negara dan antara mereka saling mengenal. Wali Rajabiyyun dapat mengetahui batin seseorang. Wali ini setiap awal bulan Rajab, badannya terasa berat bagaikan terhimpit langit. Mereka berbaring diatas ranjang dengan tubuh kaku tak bergerak. Bahkan, akan terlihat kedua pelupuk matanya tidak berkedip hingga sore hari. Keesokan harinya perasaan seperti itu baru berkurang. Pada hari ketiga, mereka menyaksikan peristiwa ghaib.Berbagai rahasia kebesaran Allah tersingkap, padahal mereka masih tetap berbaring diatas ranjang. Keadaan Wali Rajabiyyun tetap demikian, sesudah 3 hari baru bisa berbicara.Apabila bulan Rajab berakhir, bagaikan terlepas dari ikatan lalu bangun. Ia akan kembali ke posisinya semula. Jika mereka seorang pedagang, maka akan kembali ke pekerjaannya sehari-hari sebagai pedagang.
9. Wali Khatam
Khatam berarti penutup. Jumlahnya hanya seorang dalam setiap masa. Wali Khatam bertugas menguasai dan mengurus wilayah kekuasaan ummat nabi Muhammd,saw.

derajat Wali yang disandang sesorang itu adalah merupakan anugrah dari Alloh yang telah dicapai seorang hamba dalam mencari Hakekat Alloh ( Aripbillah). Bahkan ibadahnya seorang wali itu lebih utama dibandingkan dengan ibadahnya seorang Ulama yang A’lim.Kenapa demikian ? seorang Wali telah mencapai hakekat Alloh sedangkan seorang ulama baru tahap mencari jalan untuk mencapai hakekat Alloh. wali dapat diketahui dengan wali yang lain ada juga seseorang yang menjadi wali Alloh tapi dirinya tidak tahu bahwa dia seorang Wali. Wallulloh a’lam.

Mengapa DOA Saya Selalu DIKABULKAN.....

Allah berfirman di dalam Al-Qur’an, Surat Al-Qashash, ayat 77, “Dan carilah dengan rezeki yang diberikan Allah kepadamu, kebahagiaan di Akhirat. Dan jangan kamu lupakan bahagiamu (kemakmuran) di Dunia. Berbuat baiklah, sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Dan janganlah kamu berbuat bencana di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat binasa.”

Di dalam kehidupan ini, kita tidak mungkin menjadi, berbuat, dan memiliki segalanya yang ada di dalam dunia kita yang besar dan indah ini. Anda perlu membuat suatu pilihan, Anda harus memilih, dan pilihan-pilihan yang Anda buat pada gilirannya akan menentukan seberapa sukses Anda di dalam delapan bidang penting kehidupan ini: kebahagiaan, kesehatan, kedamaian, kemakmuran, ketenteraman, persahabatan, keluarga, dan pengharapan. Semuanya bergantung pada Anda untuk memilih yang terbaik, dan merelakan yang baik.

Dalam kaitannya dengan sebuah pilihan hidup ini, pada umumnya manusia meminta pertimbangan kepada Sang Maha Kuasa, penguasa alam dan seisinya ini, dalam bentuk permohonan kepada Tuhan Allah, yang lebih sering disebut Doa itu. Setiap orang di dalam kehidupannya saya yakin pasti selalu berdoa, atau setidaknya pernah berdoa. Saya ingat ada firman Tuhan seperti ini: “Berdoalah kepadaKu, maka akan Aku kabulkan doamu”. Cuplikan ayat suci ini sudah menunjukkan pada kita, bahwa setiap doa atau permintaan manusia pasti akan dikabulkan Tuhan. Prinsipnya, Tuhan tidak pernah menolak doa ummatNya.

Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah; kenapa banyak orang merasa doa permintaannya ke Tuhan selalu gagal? Kok Tuhan tega menolak permintaan ummatNya? Apakah Tuhan ingkar janji? Sekarang, saya berani pastikan kepada Anda, Tuhan tidak pernah ingkar janji. Tuhan adalah Dzat yang Maha Suci, jadi Dia tidak akan mengingkari janjiNya. Setiap janji Tuhan pasti akan dipenuhiNya.

Jadi, kenapa doa kita tidak dikabulkan? Banyak orang berdoa minta kekayaan, tapi kemiskinan yang didapat. Minta kesehatan, tetapi malah mereka sakit-sakitan. Minta kesuksesan, tapi malah gagal terus menerus. Kenapa? Saya akan beritahukan kepada Anda, apa sebab suatu doa tidak terkabul. Penyebabnya sebenarnya adalah diri kita sendiri. Keyakinan diri kita sendiri terhadap isi doa dan keyakinan bahwa Tuhan akan membantu serta mengabulkan doa kita adalah faktor penentu terkabulnya permintaan keinginan kita.

Saya ingat seorang ustadz pernah mengatakan tentang firman Tuhan sebagai berikut: “Aku adalah seperti apa pun yang diprasangkakan hambaKu kepadaKu”. Jadi dari firman Tuhan tersebut, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Tuhan akan mengikuti saja apa yang manusia pikirkan mengenai Dia. Apapun prasangka manusia kepada Tuhan, Dia pasti mengikutinya. Kalau kita berpikir dengan keyakinan bahwa Tuhan pasti mengabulkan doa kita; terkabulah doa kita. Jika kita meragukan Tuhan nggak bakal mengabulkan doa kita; maka gagallah kita. “Jadilah, maka akan Jadilah itu”, begitu bunyi firman Ilahi di kitab Al Qur’an. Saya percaya benar akan hal itu. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan.

Doa merupakan kekuatan terbesar di dunia ini, yang tersedia bagi setiap orang dalam memecahkan berbagai masalahnya. Sekarang ini, banyak orang semakin menyadari pentingnya suatu doa; karena mereka sudah merasakan bahwa doa bisa meningkatkan rasa efektivitas diri. Doa semakin memperkuat mereka dalam segala hal yang menimpa kehidupan mereka. Doa adalah suatu energi dahsyat, yang bisa mengisi ulang energi kita, yang telah menyusut habis. Dengan doa, Anda akan merasakan aliran energi masuk ke seluruh bagian tubuh Anda. Perbanyaklah doa Anda di setiap harinya, maka Anda tidak akan pernah merasakan kekurangan energi. Doa memberi Anda semangat juang, menyegarkan diri Anda.

Kekuatan doa bisa membantu Anda menormalkan kehidupan Anda, meniadakan kelemahan atau kemunduran Anda, menyehatkan fisik Anda dan membentuk sikap Anda menjadi lebih baik. Sangat penting untuk Anda pahami, bahwa Anda berurusan dengan kekuatan maha dahsyat, kekuatan paling hebat di dunia, saat Anda berdoa. Kalau Anda dengan penuh keyakinan meminta sesuatu kepada Yang Maha Dahsyat, maka Dia pasti mengabulkan doa Anda. Sebagaimana cuplikan firman Allah dalam Hadits, “Mintalah kepada-Ku, maka pasti Aku beri”.

Itulah janji Allah, Dia akan memberikan apapun yang diminta manusia. Berimanlah kepada Tuhan Allah, maka Dia pasti membantu Anda. Berdoalah selalu kepada Allah, niscaya Anda akan memperoleh apapun yang Anda minta. Tetapi yang perlu digarisbawahi di sini adalah, kenapa masih banyak orang yang memanjatkan doa kepada Tuhan, dan mereka merasa doanya tidak dikabulkan? Nah, buku saya ini mencoba untuk berbagi pengalaman dan wawasan pengetahuan, tentang bagaimana sebenarnya cara Tuhan dalam mengabulkan do’a manusia. Buku ini tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi dan membujuk Anda melalui serangkaian contoh dan pemikiran. Apa pun pemikiran yang muncul pada saat Anda membaca buku ini, hendaknya Anda renungkan demi efektivitas diri Anda sendiri.

Sebagai Penulisnya, tentu saya tahu, bahwa bahasan di buku ini lebih berdasarkan pengetahuan dan pengalaman saya selama menjalani kehidupan di dunia ini; sehingga masih sangat terbatas sifatnya berdasarkan pandangan saya. Luangkanlah waktu sejenak untuk merenungkan ide dan pemikiran di dalam buku ini. Jika Anda merasa tidak cocok dengan salah satu point nya… ya, abaikan saja. Saya menulisnya lebih disebabkan oleh keprihatinan terhadap sesama yang merasa tidak diperhatikan oleh Tuhan, sebab setiap do’anya tidak atau belum pernah terwujud secara nyata sebagaimana keinginannya di dalam doa tersebut. Bahkan banyak di antara mereka ini cenderung menyalahkan Tuhan Allah, karena mereka menganggap Dia tidak mau mengabulkan doa keinginannya itu. Subhanallah, Maha Suci Allah dengan segala firman-Nya.

Harapan saya, semoga buku “MENGAPA DOA SAYA SELALU DIKABULKAN” ini bisa turut memberikan pencerahan pikiran dan ketenangan jiwa pada diri setiap orang yang membacanya, dan bisa mencoba menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Lebih berharap lagi, semoga kita tidak pernah lagi menyalahkan Tuhan Allah, jika doa yang kita panjatkan dan kita mohonkan kepada-Nya belum terwujud secara nyata sebagaimana keinginan kita. Semoga kita semua bisa menjalani kehidupan di dunia ini dengan Kesuksesan dan Kebahagiaan Luar Biasa Prima. Amin.Salam Luar Biasa Prima!(Wuryanano)

Kuasai Permainan Batin

Anda pasti sudah sering mendengar hal ini, bahwa Titik Awal Sukses dan Kebahagiaan adalah saat Anda memegang kendali atas hidup Anda! Yaa, Anda memang bertanggung jawab sepenuhnya atas kehidupan Anda sendiri. Anda bertanggung jawab 100% pada diri Anda! Semakin Anda merasa mengendalikan setiap bagian hidup Anda, maka Anda menjadi semakin positif dan optimis. Semakin Anda menjadi positif dan optimis, maka Anda semakin mengaktifkan semua hukum dan prinsip mental dalam hidup Anda (yaitu apa yang Anda pikirkan dengan segenap perasaan emosi dan keyakinan penuh, pasti akan menjadi nyata), dan semakin banyak keberuntungan hidup yang akan Anda alami.

Prinsip Pengendalian adalah faktor keberuntungan yang vital bagi kehidupan Anda. Prinsip ini berdasarkan penelitian psikologi bertahun-tahun, yang mengatakan bahwa Anda merasa positif tentang diri Anda sampai pada tingkatan dimana Anda merasa mengendalikan kehidupan Anda sendiri; Anda merasa negatif tentang diri sendiri sampai pada tingkatan dimana Anda merasa tidak mengendalikan atau Anda dikendalikan oleh kekuatan eksternal atau orang lain.

So… semakin Anda merasa bahwa Anda bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada diri Anda, maka semakin besar kekuatan pribadi yang Anda rasakan, dan Anda menjadi semakin bahagia, semakin positif, energik, dan penuh dengan sasaran tujuan hidup Anda. Anda menjadi tuan rumah atas takdir Anda sendiri.

Namun jika Anda merasa bahwa hidup Anda dikendalikan oleh faktor eksternal seperti Bos Anda, hutang-piutang, kesehatan, persahabatan, pendidikan dan semacamnya, maka Anda akan merasa lepas kendali, merasa cemas, marah, dan faktor negatif lainnya. Pada gilrannya, Anda akan menyerang dan menyalahkan orang lain untuk masalah Anda. Anda bisa menyalahkan orang-orang sukses dan iri dengan siapa pun yang lebih baik dari Anda.

Oleh karena itu, ingatlah selalu bahwa Titik Awal Sukses dan Kebahagiaan adalah saat Anda memegang kendali atas hidup Anda! Mulailah dari yang paling mendasar, yaitu nilai-nilai dan keyakinan Anda yang paling dalam untuk merancang sasaran tujuan hidup Anda. Mulailah dari dalam dan semakin bergerak keluar.

Apa saja nilai-nilai Anda? Apa yang Anda yakini? Apa yang Anda pegang teguh? Dan, apa yang tidak Anda pegang teguh? Apakah Anda memercayai nilai-nilai cinta, kepedulian, belas kasihan, kemurahan hati, ketulusan, kejujuran dan kebenaran? Apakah Anda memercayai nilai-nilai keunggulan pribadi, kreativitas, ekspresi diri, disiplin diri, pengembangan diri, persahabatan, maupun nilai-nilai integritas dan kesuksesan? Nah, kemampuan Anda menanyakan dan sekaligus menjawab pertanyaan itu untuk diri sendiri adalah titik awal pencapaian maksimal pribadi Anda. Jawaban Anda itu akan membuka potensi diri Anda, dan bisa menentukan secara tepat, apa sesungguhnya yang Anda inginkan dalam kehidupan ini.

Inilah yang saya maksud dengan “permainan batin”, yang harus Anda kuasai untuk meraih sukses Anda. Permainan Batin, karena semua itu dimulai dari dalam diri Anda lebih dulu, yang saya rasa cocok jika saya sebut itu sebagai “dimulai dari batin” Anda, harusnya itu bisa Anda anggap sebagai sebuah permainan yang sangat menyenangkan, yang bisa membuat Anda merasakan semangat untuk memenangkannya, bukan malah memberikan Anda sebuah beban yang berat. Segala bentuk permainan semestinya bisa bersifat sangat menyenangkan, bukan malah memberatkan beban pikiran Anda…dan membuat Anda malah jadi stres.

Langkah selanjutnya, setelah Anda menentukan nilai-nilai Anda, maka cobalah untuk menciptakan visi pribadi Anda. Visi Anda adalah gambaran kehidupan ideal Anda di masa depan Anda. Ciptakanlah visi Anda dengan membayangkan bahwa Anda tidak memiliki batasan apa pun. Ciptakanlah suatu gambaran dengan banyak kemungkinan, tentang apa yang mungkin, dan bukan membiarkan diri Anda terjebak dengan apa yang sudah ada pada saat itu. Kebanyakan orang melihat dunia dan bertanya mengapa? Saya melihat dunia dan bertanya, mengapa tidak?, tulis George Bernard Shaw, seorang penulis drama terkenal dari Inggris.

Visi Anda merupakan Impian Anda! Dan, semestinya Anda punya keyakinan bahwa Anda mempunyai kemampuan untuk meraih impian Anda. Oleh karena itu, Anda harus secara intens mempercayai diri sendiri dan bertekad melakukan apa pun yang diperlukan untuk memenuhi impian Anda. Dan… Impian Anda merupakan Sasaran hidup yang harus Anda raih. Sukses itu identik dengan Sasaran! Mungkin Sasaran Bukan Satu-satunya alasan Sukses, namun Tidak mungkin Ada Sukses Tanpa Sasaran.

So… Cobalah Anda kuasai lebih dulu “permainan batin” dalam membuat gambaran masa depan yang sangat Anda inginkan, yang ideal menurut diri Anda. Gunakanlah kekuatan imajinasi kreatif Anda dalam menggambarkan impian Anda sesuai idaman hati Anda sedetil mungkin. Semakin sering Anda melakukan “permainan batin” ini secara baik, maka yang pada awalnya hanya ada di dunia dalam diri Anda sebagai sebuah imajinasi, akan segera berwujud menjadi kenyataan di dunia luar Anda…menjadi realita sesuai dengan yang Anda inginkan. Selamat melakukan Permainan Batin.Salam Luar Biasa Prima!(Wuryanano)

Nur Jiwa Keseluruhan (Al Nafsu Kulliah)

Jiwa dan Ruh
Ketahuilah bahawa Allah Taala menjadikan manusia ini terdiri daripada dua suatu yang berbeda yaitu:
* Jisim yang gelap, tebal, termasuk di bawah kejadian dan kebinasaan (Al-Kun Wal-Fasad) yang tersusun, bersifat ketanahan yang tidak dapat melaksanakan urusannya melainkan dengan yang lain.
* Jiwa Jauhari yang tunggal yang bercahaya, mencapai, bertindak lagi menggerakkan dan menyempurnakan alat-alat (alat-alat dalam badan manusia baik yang bersifat ruhaniah seperti Ruh Haiwani, Ruh Tobie dan lain-lain atau bersifat jasmaniah seperti otak dan bagian-bagiannya dan lain-lainnya.
Allah Taala menyusun jasad-jasad dari bahagian-bahagian makanan dan menjaganya dengan bahagian-bahagian zat makanan yang lebur menyerap ke dalam jasad, menyediakan asas, menyempurnakan anggota-anggota penting, menentukan anggota-anggota kaki dan tangan dan melahirkan jauhar jiwa dari urusan yang tunggal, sempurna menyempurna lagi memberi faedah. Bukanlah saya(Imam Ghazali) maksudkan 'jiwa' itu kekuatan untuk mendapatkan makanan;

* bukan kekuatan yang menggerakkan syahwat (Al-Nafsu) dan kemarahan;
* bukan kekuatan yang berada dalam jantung(Al-Kolbu) yang melahirkan hidup, menimbulkan rasa dan gerak dari jantung kepada seluruh anggota, karena kekutan ini dinamakan 'Ruh Haiwani'. Rasa, gerak, syahwat adalah dari tentera Ruh Haiwani ini.
Kekuatan mendapatkan makanan yang berada dan menguruskan dalam hati(Al-Kabad) dinamakan 'Ruh Tobie.' Pencernaan dan penolakan adalah daripada sifat-sifatnya. Kekuatan merupa, melahir, menyubur dan lain-lain kekuatan tobie semuanya menjadi khadam-khadam bagi jasad dan jasad pula adalah khadam kepada Ruh Haiwani, kerana jasad menerima kekuatan-kekuatan dari Ruh Haiwani dan bekerja menurut geraknya. Sebenarnya yang saya maksudkan dengan 'JIWA' itu ialah JAUHAR

YANG SEMPURNA LAGI TUNGGAL (Al-Jauhar Al-Kamil Al-Mufrad) yang kerjanya hanya
* mengingat
* menghafaz
* memikir membeza dan
* mengamat-amati; juga
* menerima segala ilmu dan
* tidak jemu-jemu menerima rupa-rupa abstrak yang bersih dari benda.

Jauhar ini adalah ketua segala ruh dan raja. Segala kekuatan semuanya berkhidmat kepada jauhar ini dan menjunjung perintahnya. Jauhar ini tidak lain tidak bukan dari JIWA BERAKAL (Al-Nafs An-Naathokoh) yang diberikan berbagai-bagai nama. Para ahli falsafah menamakan jauhar ini sebagai JIWA BERAKAL(Al-Naf An-Naathokah).Al-Quran menamakannya sebagai JIWA YANG TENANG(Al-Nafsul Mutomainnah). Al-Quran juga menamakannya sebagai RUH URUSAN (Al-Ruh Al-Amri). Ahli Tasauf menamakannya sebagai QALBU(Al-Qalbi). Perbezaan cuma pada segi nama-nama sahaja tetapi ertinya satu, tidak ada perselisihan. Oleh itu 'QALBU' dan 'RUH' pada kita juga 'YANG TENANG' semua nama-nama itu adalah bagi 'JIWA BERAKAL' (Al-Nafs Al-Naathokoh).

Jiwa berakal ialah 'Jauhar yang Hidup', 'aktif', lagi mencapai kalau disebut Ruh Mutlak atau Qalbu. Maksudnya ialah jauhar ini juga. Ahli-ahli Tasauf menamakan 'Ruh Haiwani' pula dengan nafsu. Syarak juga memberikan pengertian yang sama sebagaimana sabda Rasulullah S.A.W. yang bermaksud: "Musuh engkau yang paling ketat ialah nafsu engkau". Baginda bersabda lagi dengan maksud: "Nafsu engkau ialah yang terletak di antara dua pihak". Perkataan nafsu yang dimaksudkan oleh syarak di sini ialah kekuatan 'syahwaaniah' dan kemarahan kerana kedua-duanya muncul dari jantung yang terletak di antara dua pihak(dari tubuh manusia).

Bila kamu telah faham dan mengetahui perbezaan nama-nama itu ternyatalah bahawa para pengkaji memberikan nama yang bermacam-macam terhadap Jauhar yang bernilai ini dan mengemukakan pendapat-pendapat yang berbeza. Para ahli Ilmu Kalam yang pandai dalam debat menganggap jiwa itu sebagai suatu jisim dan menyatakan bahawa ia adalah jisim yang halus sebagai tantangan bagi jisim yang tebal ini. Mereka hanya melihat perbezaan di antara ruh dan jasad dari segi kehalusan dan ketebalan sahaja. Sebahagian dari mereka menganggap ruh sebagi 'aradh. Sebahagian daripada ahli-ahli kedoktoran cenderung ke arah pendapat ini.

Ada pula yang menganggap darah sebagai ruh. Mereka semua merasa puas hati dengan pendapat mereka kerana dipengaruhi oleh kecantikkan pandangan dan mereka 'TIDAK BERUSAHA' mencari bahagian ketiga sedangkan sebenarnya ada tiga bahagi iaitu Jisim, Aradh dan 'Al-Jauhar-Al-Mufrad'. Ruh Haiwani ialah jisim yang halus seolah-olah lampu bernyala terletak dalam kaca jantung. Jantung yang dimaksudkan di sini ialah rangka sanubari yang tergantung pada dada manusia.

Hidup adalah lampu tersebut,
* Darah ialah minyaknya,
* Rasa dan gerak merupakan nurnya,
* Syhwat ialah kepanasannya,
* Kemarahan ialah wapnya,
* Kekuatan mencari makanan yang berada di dalam hati

Ruh ini terdapat pada segala binatang. Ruh ini tidak menerima ilmu dan tidak mengetahi soal yang berhubung dengan alam dan tidak mengetahui hak-hak Pencipta Alam. Ia hanya merupakan khadam yang terikat.

Ia mati bersama dengan matinya badan. Jika bertambah darah, padam lampu itu kerana bertambah kepanasan dan sebaliknya jika berkurangan darah, ia akan padam juga kerana bertambah kesejukan. Padamnya menjadi sebab bagi matinya badan. Tidak ada 'khitob Tuhan' iaitu (perkataan-perkataan Tuhan yang lazim yang dihadapkan kepada orang-orang mukallaf berhubung dengan perbuatan-perbuatan mereka) dan tidak ada 'takhlif' (pemikul tanggungjawab yang diamanahkan dari Allah melalui hukum syarak yang lima) tuan punya syarak terhadap ruh ini. Kerana inilah segala binatang tidak termasuk ke dalam makhluk-makluk yang menerima 'khitob' dengan hukum-hukum syarak.

Manusia sebenarnya 'ditakhlif' dan 'dikhitob' kerana suatu makna yang lain terdapat padanya sebagai suatu tambahan yang dikhaskan untuknya. Maknanya ialah pada manusia ada 'JIWA YANG BERAKAL' (Al-Nafs-An-Naatokoh), 'RUH URUSAN'(Ruhul-Amri) dan 'JIWA YANG TENANG'(Al-Nafsul Muthomainnah). Ruh ini bukanlah jisim dan bukanlah 'aradh', kerana ia datang dari urusan Allah Taala sebagaimana firmannya yang bermaksud:

'Katakanlah hai Muhammad bahawa Ruh itu adalah urusan Tuhanku. (Surah Al-Israk ayat 85) Allah berfirman lagi yang bermaksud: 'Hai Jiwa yang Tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan keadaan redho dan diredhoi." (Surah Al-Tahrim ayat 12) Urusan Allah bukanlah berupa jisim dan bukan pula 'aradh', malahan ia adalah suatu kekuatan 'ILAHIYAH' seperti 'AKAL YANG PERTAMA' (Al-'Aklul-Awal), Luh dan Qalam. Kekuatan Ilahiyah adalah Jauhar-Jauhar Tunggal yang bukan dari benda, malah ia merupakan sinar-sinar abstrak yang dapat difahami oleh akal (Ma'quulah). Bukan boleh dirasa.

Apa yang kita sebut sebagai ruh dan Qalbu adalah dari Jauhar-Jauhar itu.

* tidak rusak
* tidak layu
* tidak binasa
* tidak mati bahkan;
* ia terpisah dari badan dan menantikan perkembaliaan pada hari kiamat.
Cara dan kaidah Mendapatkan Ilmu
Ketahuilah bahawa ilmu manusia didapati menerusi dua jalan iaitu;
1. Pengajian Insani dan
2. Pengajian Rabbani Jalan Yang Pertama Jalan pertama adalah jalan yang termaklum dan saluran yang dapat dirasa, diakui oleh sekelian ahli akal.

Adapun Pengajian Rabbani terbahagi kepada dua bahagian iaitu;
* Mendapatkan ilmu dengan pengajian dan;
* Mendapatkan ilmu dari dalam iaitu dengan memenuhkan masa dengan berfikir.

Berfikir dari batin sama dengan pengajian pada lahir. Pergajian adalah pengambilan faedah seorang peribadi(Al-Syakhos) dari seorang peribadi bahagian(Al-Syakahosul-Juz'ii) manakala Berfikir adalah pengambilan faedah suatu Jiwa(Al-Nafs) dari Jiwa Keseluruhan (Al-Nafsul-Kulli). Jiwa Keseluruhan(Al-Nafsul-Kulli) lebih kuat kesannya dan lebih kuat pengajarannya dari sekelian ulama-ulama dan para ahli akal. Ilmu-ilmu adalah terhunjam dalam umbi sekelian jiwa secara kekuatan, seperti benih dalam bumi dan seperti geliga pada dasar lautan atau dalam benda galian. Pengajian ialah menuntut keluar sesuatu dari kekuatan kepada tindakan(Minal Quwwati Ila Fi'li) dan Mengajar ialah mengeluarkan sesuatu itu dari kekuatan kepada tindakan.

Maka jiwa pelajar adalah serupa dengan jiwa pengajar dan hampir di antara keduanya dalam nisbah; seorang Alim dipandang dari segi memberi faedah seperti seorang petani dan seorang pelajar pula dari segi mengambil faedah seperti tanah dan ilmu yang mana adalah ketika dalam kekuatan adalah seperti benih dan ketika dalam tindakan adalah seperti tumbuh-tumbuhan. Bila sempurna jiwa pelajar, ia menjadi sebagai pokok yang berbuah atau seperti geliga yang keluar dari dasar lautan.

Bila kekuatan-kekuatan badaniah dapat menguasai jiwa, pelajar itu perlu menimbakan pengajiannya, memperlanjutkan waktu, memikul kesulitan-kesulitan, kepenatan dan berusaha dalam mencari faedah. Bila Nur Akal menguasai atasa sifat-sifat perasaan, seorang penuntut tidak memerlukan pengajian yang banyak. Hanya dengan sedikit berfikir atau sesaat berfikir ia mendapat faedah-faedah yang tiada didapati oleh jiwa yang kaku dengan pengajian selama setahun. Oleh itu setengah orang mendapat ilmu-ilmu dengan pengajian dan setengah pula dengan berfikir. Pengajian memerlukan pula kepada berfikir, karena manusia tiada dapat mempelajari segala sesuatu baik berupa bahagian-bahagian dan keseluruhan-keseluruhan, juga tidak dapat mempelajari semua maklumat, bahkan sebahagiannya is dapat dengan pengajaian dan sebagiannya pula didapati dengan berfikir. Kebanyakan ilmu-ilmu teorikal dan ilmu-ilmu teknikal diruntun keluar oleh jiwa-jiwa para Hukama'(bijak pandai) dengan
* kemurnian zihin
* kekuatan fikiran dan
* ketajaman agakan mereka dengan tidak menambahkan pengajian.
Andaikata manusia tidak menghasilkan sesuatu menerusi berfikir dari maklumat pertama nescaya pincanglah masa untuk manusia(bagi mendapatkan sesuatu) dan nescaya tidak akan hilang kegelapan kejahilan dari Qalbu-qalbu manusia; kerana jiwa tiada berkuasa mengetahui seluruh persoalannya sendiri baik yang berupa bahagian atau keseluruhan menerusi pengajian; malah sebahagiannya ia dapati dengan pengajian dan sebahagiannya pula ditarik keluar dari hati nurani dengan kemurnian fikiran. Inilah cara yang biasa terjadi di kalangan para ulama dan cara inilah yang menimbulkan kaedah-kaedah segala ilmu hingga seorang arkitek tidaklah belajar seluruh apa yang diperluinya dalam sepanjang usiannya, malah ia belajar garisan-garisan kasar ilmunya dan kandungan-kandungannya; kemudian ia menarik keluar(sesuatu) dan mengqiaskan(menghubungkan) antara satu dengan yang lain.

Begitu juga seorang doktor tidak dapat belajar penyakit-penyakit setiap orang dengan perinciannya, juga tidak boleh belajar tentang ubat-ubat untuk mereka; malah ia berfikir tentang maklumat secara umum dan menyelaraskan dengan tiap-tiap seorang menurut keadaan tubuhnya. Juga seorang ahli nujum, ia hanya belajar ilmu nujum secara umum sahaja, kemudian ia berfikir dan memberikan bermacam-macam ketetapan. Begitu juga ahli feqah dan seorang sasterawan dan seterusnya begitu juga yang terjadi dalam kalangan para pereka barang-barang perusahaan, seorang pembuat alat bunyian iaitu gambus dapat mereka(mencipta) dengan fikirannya, manakala yang lain menghasilkan dari alat itu suatu alat yang lain pula.

Begitu juga seluruh barang-barang perusahaan; baik untuk keperluan badan atau untuk keperluan jiwa pada mulanya didapati menerusi pengajian dan buat seterusnya dia dapati menerusi fikiran. Apabila terbukalah pintu fikiran pada jiwa, ketahuilah dia cara jalan berfikir dan cara menggunakan agakan untuk mencapai tujuan. Maka Qalbu seseorang menjadi lega dan terbukalah mata dalammnya, lalu keluar apa yang ada di dalam jiwanya dari kekuatan kepada tindakan tanpa penambahan usaha pencarian dan kepenatan yang berlanjutan.

Jalan Yang Kedua. Pengajian Rabbani terbahagi kepada dua bahagia yaitu;

1. Yang Pertama : Pencampakan Wahyu. Jiwa itu bila telah sempurna zatnya,
* Maka hilanglah kekotoran-kekotoran tabiat dan kecemaran loba dan angan-angan.
* Terpisahlah pandangan daripada syahwat keduniaan,
putus hubungan dari cita-cita yang tidak abadi,
* Mengarahkan mukanya kepada pencipta dan penjadiNya,
* Bergantung kepada kemurahan penciptaan dan
berpegang pada kurniaan faedah daripadaNya dan limpahan NurNya. Manakala Allah Taala pula
dengan keelokkan 'InayahNya mengarahkan kepada jiwa itu secara keseluruhan,
memandang kepadanya secara pandangan Ilahi dan
menjadikan sebagai Luh, menjadikan Jiwa Keseluruhan(Al-Nafsul Kulli) sebagai Qalam dan
menuliskan pada Luh itu seluruh ilmu, ketika ini Akal Keselurahan (Al-'Aqlu Kulli) menjadi sebagai guru dan Jiwa Suci (Al-Nafsul Qudsiah)[Jiwa suci ialah Jiwa Kenabian yang telah sempurna zatnya] sebagai pelajar, lalu terdapatlah semua ilmu pada jiwa itu dan terukir padanya seluruh rupa tanpa pengajian dan fikiran. Ini dibuktikan kebenarannya oleh firman Allah Taala kepada Nabi SAW. yang bermaksud;

Dan Ia(Allah) telah mengajarkan engkau apa yang engkau tidak tahu. (Surah Al-Nisaa';113)

Oleh itu ilmu para Nabi lebih mulia tingkatannya dari ilmu seluruh makhluk, kerana ia didapati terus dari Allah Taala tanpa perantaraan atau wasilah.Ini dapat dlihat contohnya dari kisah kisah Nabi Adam AS. dan malaikat, Malaikat adalah belajar sepanjang usia mereka dan menerusi berbagai jalan mereka mendapat banyak ilmu hingga mereka menjadi makhluk yang paling mengetahui, sedangkan Adam AS. tidaklah Alim, kerana ia tidak pernah belajar dan tidak pernah menemui seorang guru. Para malaikat melahirkan kesombongan dan takbur mereka dengan berkata;

"Padahal kami bertasbih dengan memuji-mujiMu dan memuliakanMu(Allah)" {Surah Al-Baqarah;30}.

dan berkata bahawa kami mengetahui hakikat-hakikat segala suatu. Maka Adam AS. pun kembali kepada penciptanya, mengeluarkan Qalbunya dari sifat-sifat makhluk dan mengarahklan permintaan tolongnya kepada Allah Taala, lalu Allah mengajarkannya seluruh Nama; "Kemudian Ia bentangkan tanda-tanda itu kepada malaikat seraya berfirman:

Beritahulah kepadaKu nama-nama benda ini jika kamu adalah benar!" {Surah Al-Baqarah;31}.

Maka malaikat pun merasa kecil di samping Adam, merasa kurang ilmu mereka dan pecahlah kepala kesombongan mereka lalu karam dalam lautan kelemahan;

"Mereka berkata Maha Suci Engkau tidak ada ilmu kami melainkan apa yang telah diajarkan kepada kami" {Surah Al-Baqarah; 32}. Allah berfirman lagi dengan maksud; "Hai Adam!.. beritahulah mereka (malaikat) nama-nama benda itu". {Surah Al-Baqarah;33).

Adam AS pun memberitahu kepada mereka beberapa ilmu yang terpendam dan beberapa perkara yang tersembunyi. Dari ini jelaslah bagi orang-orang yang berakal bahawa Ilmu Ghoibi yang tercetus dari jiwa ialah lebih kuat dan lebih sempurna dari ilmu-ilmu yang didapati dengan usaha(Al-Uluumul Maktasabah). Ilmu Wahyu ini menjadi pesaka Nabi-Nabi dan kepunyaan Rasul-Rasul. Allah telah menutup pintu wahyu ini sejak dari zaman penghulu kita Nabi Muhammad SAW. Ia adalah Rasul Allah SAW. dan Nabi yang penghabisan. Ia adalah manusia yang paling mengetahui, orang Arab dan 'Ajam yang paling fasih. Nabi SAW pernah bersabda yang bemaksud;

"Akulah yang paling tahu di antara kamu dan yang paling takutkan Allah Taala". Ilmunya lebih sempurna, lebih mulia dan lebih kuat, kerana ia dapati ilmu ini dari Pengajaran Rabbani dan ia tiada sekali-kali berkecimpung dalam Pengajian dan Pengajaran Insani. Allah Taala berfirman dengan maksudnya; "Ia telah diajar oleh kekuatannya bersangatan". {Surah Al-Najm;05}.

2. Yang Kedua : Ilham. Ilham ialah pemberitahuan oleh Jiwa Keseluruhan (Al-Nafsul Kulliah) kepada Jiwa Bahagian (Al-Nafsul Juz'iyah) manusia menurut kadar kemurnian, penerimaan dan kekuatan persediaan.
Ilham adalah kesan Wahyu. Wahyu adalah penerangan Urusan Ghoibi manakala Ilham ialah pemaparannya. Ilmu yang didapati menerusi Ilham dinamakan Ilmu Laduni. Ilmu Laduni ialah ilmu yang tidak ada perantaraan dalam mendapatkannya di antara jiwa dan Allah Taala. Ia adalah seperti cahaya yang datang dari lampu Qhaib jatuh ke atas Qalbu yang bersih, kosong lagi halus(Lathif). Terjadinya demikian kerana ilmu-ilmu seluruhnya adalah terterap lagi dimaklumi dalam Jauhar Jiwa Keseluruhan Yang Pertama(Jauharul Nafsul Kulliyatul Uula) yang mana beradanya(jauhar ini) dalam jauhar-jauhar Abstrak Yang Pertama Lagi Mutlak (All-Jawaahirul Mujarridatul Awwaliyatul Mahdhoh) dinisbahkan kepada Akal Pertama(Al-Aqlu Awal) adalah serupa dengan nisbah Hawa kepada Adam AS.

Sesungguhnya telah nyata bahawa Akal Keseluruhan(Al-Aqlul Kulli) adalah lebih mulia, lebih sempurna, lebih kuat dan lebih hampir dengan Allah Taala daripada Jiwa Keseluruhan(Al-Nafsul Kulliyah) adalah lebih teguh, lebih halus dan lebih mulia daripada seluruh makhluk. Dari limpahan Akal Keseluruhan tercetusnya Ilham. Wahyu adalah pakaian Nabi-Nabi dan Ilham adalah hiasan Wali-Wali. Mengenai Ilmu Wahyu(Ilmu Nabawi) pula sebagaimana Jiwa bukannya Akal, orang Wali bukannya Nabi, maka begitu juga Ilham bukannya Wahyu. Ilham adalah lemah dibandingkan dengan Wahyu, tetapi lebih kuat dibandingkan dengan mimpi-mimpi(mimpi yang benar), sedangkan ilmu(Ilham atau Ilmu Laduni) adalah ilmu Nabi-Nabi dan Wali-Wali.

Adapun Ilmu Wahyu hanya khas untuk Rasul-Rasul, terbatas setakat mereka sahaja seperti Ilmu Nabi Adam dan Nabi Musa AS., Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad SAW. dan Rasul-Rasul yang lain. Perbezaan di antara "Kerasulan" dan "Kenabian" terletak pada bahawa

* "Kenabian" itu ialah penerimaan jiwa suci akan hakikat-hakikat maklumat dan ma'quulah dari Jauhar Akal Yang Pertama dan
* "Kerasulan" ialah menyampaikan maklumat dan ma'quulat itu kepada orang-orang yang mahu mengambil faedah dan yang mahu menerimanya.

Kadang-kadang ada persesuaian untuk menerima pada jiwa seseorang, tetapi tidak mungkin hendak disampaikan kerana ada halangan atau sebab yang tertentu.

Ilmu Laduni adalah untuk ahli Kenabian dan Kewalian bersama, sebagaimana yang terjadi pada Nabi Khaidir AS. Hal ini ada tersebut dalam firmanNya yang bermaksud; "Dan Kami telah ajarkan ilmu dari sisi Kami". {Surah Al-Kahfi;65}

Berkata Amir Mukminin Ali bin Abi Talib Karramallaha Wajhu ;

"Aku memasukkan lidahku ke dalam mulutku(mengunci mulutku) lalu terbuka dalam Qalbuku seribu pintu ilmu, tiap-tiap pintu terdapat seribu pintu pula", seterusnya ia berkata, "Andaikan disuratkan kepadaku suatu bantal dan kududuk di atasnya nescaya ku dapat menghukumkan ahli Taurat dengan Taurat mereka dan ahli Injil dengan Injil mereka dan ahli al-Qur'an dengan Qur'an mereka".

Ini adalah tingkat yang tiada dapat dicapai dengan Pengajian Insani semata-mata malah dapat dicapai dengan kekuatan Ilmu Laduni. Berkata lagi Sayyidina Ali lagi dalam menceritakan tentang Kitab Taurat Nabi Musa AS., bahawa syarah kitab ibi dapat dibawa dengan empat puluh ekor unta, katanya;

Jika diizinkan Allah mensyarahkan makna-makna Surah Al-Fatihah(sahaja) nescaya aku dapat melaksanakannya hingga sampai seperti itu juga". ertinya 40 bebanan unta.

Kebanyakan, keluasan dan kebukaan dalam ilmu ini tidak terjadi, melainkan ilmu itu adalah Laduni, Ilahi lagi tinggi.
Bila Allah hendak menjadikan hambanya seseorang yang baik, Ia(Allah) menyingkapkan hijab di antara ZatNya dan jiwa yang menjadi Luh, lalu lahirlah pada jiwa itu sebahagian dari rahsia-rahsia yang terpendam dan tertulis makna-makna segala rahsia yang terpendam ini. Dengan ini dapatlah jiwanya mengucapkan rahsia-rahsia yang terpendam ini menurut kehendak kepada sesiapa yang dikehendakinya.
Hakikat hikmah adalah diambil dari Ilmu Laduni, selagi seseorang itu tidak sampai kepada tingkat ini, tidak dpat dianggap sebagai seseorang yang HAKIM, kerana hikmah adalah dari kurniaan Allah Taala sebagaimana firmanNya dalam

Surah Al-Baqarah;269 yang bermaksud;
"IA(Allah) mengurniakan hikmah kepada sesiapa yang dikehendaki dan sesiapa yang dikurnia hikmah maka sesungguhnya(bererti) ia telah dikurniakan kebajikan yang banyak dan tidak akan ingat melainkan orang-orang yang berfikiran". Ini adalah kerana orang-orang yang sampai kepada tingkat Ilmu Laduni tidak memerlukan penumpahan tenaga yang banyak untuk mendapatkan ilmu dan tidak penat dalam pengajian. Mereka belajar sedikit dan mengetahui banyak, berpenat sedikit dan beritirahat banyak.

Ketahuilah bila Wahyu itu telah terhenti dan pintu Kerasulan telah ditutup, manusia tidak perlu lagi kepada rasul-rasul dan menyebarkan agama baru., kerana segala yang berhubung dengan agama telah lengkap sempurna sebagaimana firman Allah dalam

Surah Al-Maidah;37 yang bermaksud; :"Hari ini aku sempurnakan agama kamu untuk mu" dan tidaklah bijak menambahkan lagi faedah tanpa hajat.

Ada pun pintu Ilham tidak tertutup, perbekalan Nur Jiwa Keseluruhan(Al Nafsu Kulliah) tidaklah terhenti, kerna berlanjutan keperluan jiwa-jiwa kepada penguatan, pembaharuan dan pengingatan. Manusia tidak memerlukan rasul-rasul, tetapi kerana mereka tenggelam dalam was-was dan syahwat mereka memerlukan pengingatan dan penyedaran. Oleh itu Allah Taala mengunci pintu Wahyu dan membuka pintu Ilham sebagi rahmatNya. Ia menyiap dan menyusun segala-galanya supaya manusia tahu bahawa Allah adalah lembut dengan para hambaNya. mengurniakan rezeki kepada sesiapa yang dikehendaki tanpa hisab.

Spiritual by Kuliah Ilmu Ghaib