Dangkal agama penyebab penulisan anti-Muslim

BERDOA dan berwirid mendekatkan hubungan insan dengan Allah, sekaligus menghindari penulisan persenda Islam.

Penulis jahil sering salah guna blog, internet persenda kemuliaan ajaran Islam

Laungan slogan kembali kepada Islam menimbulkan reaksi berbagai lapisan masyarakat. Ada bersikap prasangka penuh kecurigaan dan menganggap sebagai seruan kembali kepada kemunduran, semua serba haram dan bayangan kerumitan dalam melaksanakan nilai ajarannya.

Wujud juga golongan ingin mengambil kesempatan terhadap Islam, mereka mengambil semangat Islam untuk kepentingan pribadi. Ada pula golongan yang Islamnya hanya kulit, mereka menggunakan Islam pada saat diperlukan untuk mendapat keuntungan duniawi.

Sementara inti ajaran Islam yang mengatur seluruh dimensi kehidupan dicampak bagai sampah tidak terpakai. Lalu, bagaimana sikap seorang Muslim ketika menyahut seruan ini?

Sudahkah dikaji keaslian Islamnya bersih dari penyimpangan akibat percampuran paham buatan manusia seperti kapitalisme, sosialisme, nasionalisme, liberalisme, hedonisme dan berbagai isme lainnya.

Apakah Islam yang dianut itu bebas sama sekali dari pengaruh transformasi budaya yang sudah membuka pintu dunia seluas-luasnya? Atau masih digigit dengan gigi geraham peninggalan nenek moyang tanpa usul periksa?

Untuk itu, barang siapa yang ingin hidup dalam pimpinan Islam yang benar harus kembali kepada asal. Hanya pengungkapan ilmu yang dapat menjawab semua persoalan itu karena pusaka nabi yang tidak akan hilang ditelan zaman.

Read more ... or Read more right here ... »

Pada saat teknologi informasi yang semuanya serba hebat dan cepat seperti sekarang, muncullah Islam yang terpampang di blog ciptaan manusia. Banyak pula orang Islam yang mencari hidayah Allah dengan berlayar di lautan siber tanpa batas.

Hakikatnya pemikiran dan paham ditampilkan pada blog tersebut perlu dikaji, diuji dan diperiksa kesahihannya, apakah benar tidak menyalahi al-Quran dan hadis Rasulullah SAW. Proses mencari ilmu tidak dapat terlepas dari praktek membaca, berdialog bersama ulama dan melakukan perbandingan kajian secara bertanggung jawab.

Bisa jadi, ajaran sesat sudah menyusup masuk tanpa disadari dalam teknologi informasi dengan begitu mudah. Sikap menerima dan menurut secara membuta-tuli tanpa usul periksa dan mencari dari sumber lain bisa membahayakan seorang penuntut ilmu.

Mencari kebenaran Islam harus dipandu oleh ulama yang amanah dengan ilmunya. Jangan pula taksub kepada seseorang dan menolak pandangan ulama lain. Ada kala argumen dinyatakan dalam blog seperti terlalu miskin ilmu umpama percakapan di kedai kopi dengan memperguna dalil Alquran dan hadis yang disalah gunakan, lebih buruk lagi sikap hentam dan caci maki, fitnah dan kebencian mulai menjadi aliran dihalalkan dalam blog yang konon berlandaskan Islam itu .

Islam yang begitukah dapat diharapkan membangkitkan jiwa umat agar berjuang memartabatkan agama? Tidak nampak keindahan ketika membaca informasi yang bertajuk Islam tetapi berisi sumpah seranah tidak berperadaban.

Rasulullah SAW bersabda artinya:

"Setiap Muslim itu bersaudara, maka jangan kamu menganiaya dan menghina saudaramu. Takwa itu ada di sini (me-nunjuk dada tiga kali). Seseorang cukup dianggap jahat apabila ia menghina saudara muslimnya, setiap Muslim diharamkan darah, harta dan kehormatannya. "(HR Muslim)

Bukankah satu ayat yang ditulis itu akan menjadi saksi bagi penulis pada hari kiamat nanti, apakah dia berkata jujur atau menipu manusia atas nama Allah dan Rasul-Nya? Seperti sabda beliau SAW berarti:

"Sesungguhnya kebenaran itu menunjukkan jalan kebaikan dan kebaikan pula memimpin ke surga. Sesungguhnya seseorang itu bersikap jujur (siddiq) sehingga ditulis disisi Allah sebagai orang yang siddiq. Sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada jalan kemaksiatan dan maksiat menunjukkan pada neraka. Sesungguhnya seseorang itu berbuat dusta hingga ditulis di sisi Allah sebagai pendusta. "(HR. Al-Bukhari, Muslim, Abu Daud dan al-Tirmizi)

Melalui tulisan, seorang penulis dapat membuka mata hati manusia dan menolongnya mencari cahaya Allah di atas jalan yang diridai. Tetapi tidak mustahil dia bertanggung jawab menjerumuskan manusia dengan tulisan ke lembah gelap, penuh kebencian dan membutakan hati.

Karena itu, pencari Islam harus mengikuti petunjuk al-Quran dalam mengumpulkan informasi agar mereka tidak tersesat dalam pencariannya. Firman Allah;

"Wahai orang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaan menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (Surat al-Hujurat, ayat 6)

Penulis harus bersikap adil dalam memandang suatu isu. Sikap fanatik dengan pandangan sendiri biasanya terbentuk karena mereka tidak berminat bermuzakarah dan berbincang dengan orang berbeda pendapat dengan mereka.

Tertutup pintu musyawarah dan usaha menganalisis kebenaran informasi antara mereka. Keadaan mereka seperti diceritakan Al-Qur'an berarti:

"Yaitu orang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada mereka,. "(Surat al-Rum, ayat 32)

Apabila sikap fanatik itu mencapai puncaknya, terkadang mereka berdusta atas nama Rasulullah SAW untuk menguatkan argumen mereka tanpa takut lagi atas ancaman neraka. Sabda Rasulullah SAW bermaksud:

"Barangsiapa yang berdusta ke atasku secara sengaja dia sudah memesan tempatnya dalam neraka." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Di manakah posisi ilmu jika hati mereka dipenuhi kebencian dan permusuhan. Kondisi seperti bukan hanya ditemukan di internet bahkan di masjid yang mengadakan majelis ilmu pun ditemukan sikap tak beradab yang semestinya diatur oleh seorang penuntut ilmu.

Tidakkah mereka melihat keagungan Al-Imam Al-Syafi'ie yang mencari ilmu dari berbagai sumber dan manhaj. Ia bersedia menerima pandangan guru memiliki manhaj dan metode berbeda.

Ia pernah berguru dengan Imam Malik, bahkan pernah dikatakan berguru pada guru RRT berpaham Mu'taziliyah dalam beri ilmu kalam tapi tidak pernah mengakui bahwa ia termasuk dari golongan Mu'taziliyah. Sesungguhnya penyimpangan di atas jalan ilmu terjadi apabila tujuan akhir dalam mencari ilmu itu berada pada puncak kepuasan hawa nafsu.

Penulis dan pembaca blog yang bernafaskan Islam akan mendapatkan manfaat dan ganjaran serta luas ilmu dari kegiatan mereka jika mereka mengamalkan adab yang dituntut al-Quran dan hadis kepada seorang pencari hidayah antaranya:

* Meletakkan sumber utama untuk setiap pandangan berdasarkan al-Quran dan hadis.

* Berbuat adil dan menghormati kewibawaan, ketokohan dan pandangan orang lain walaupun bertentangan dengan pendapat pribadi seperti seruan Alquran berarti: "Jangan sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. "(QS Al-Maidah, ayat 8)

* Tidak terikat dengan taklid buta dan semangat asabiyah yang memandulkan penelitian ilmiah.

* Ikhlaskan niat, bersihkan hati dan meletakkan tujuan mencari ilmu untuk mendekatkan diri kepada Allah, mengenal kelemahan diri dan memperbaiki hubungan sesama manusia.

* Selalu memperbarui informasi dan menganalisis kembali informasi dengan melakukan tes dan pemeriksaan berkelanjutan terhadapnya serta bersedia berubah pandangan jika memenuhi al-Quran dan al-Sunnah.

Spiritual by Kuliah Ilmu Ghaib