PEMBUKAAN HATI KE ALAM GHAIB
Intuisi (Ilham) ini bukanlah terbatas bagi mereka Kenabian saja. Ibarat besi, jika selalu digosok dan digilap akan menjadi berkilat seperti cermin. Begitu juga jiwa dan pikiran yang diasuh dengan disiplin sedemikian rupa akan dapat menerima informasi dari Alam Ghaib itu. Sebab itulah Nabi Muhammad SAW. ada bersabda,
Tiap-tiap manusia dalam kesadaran batinnya yang dalam itu pernah mendengar pertanyaan;
Bukanlah karena Ilmu yang didapati dari Ilham atau Wahyu atau Intuisi itu saja yang menyebabkan Ruh manusia itu dapat menduduki martabat pertama atau paling tinggi di kalangan makhluk, tetapi juga oleh karena kekuasaannya(Ruh). Sebagaimana Malaikat-malaikat menguasai atau memerintah unsur-unsur, maka begitu jugalah Ruh itu. Ia memerintah anggota-anggota tubuh. Ruh-ruh yang mencapai peringkat kekuasaan yang khusus bukan saja memerintah tubuh mereka sendiri tetapi juga tubuh-tubuh yang lain.
Jika mereka menginginkan orang sakit supaya sembuh, maka sembuhlah ia, atau orang yang sehat bisa disakitinya; atau jika mereka inginkan seseorang supaya datang kepada mereka, maka datanglah orang itu.
Oleh karena kerja-kerja Ruh yang kuat ada dua macam; yaitu baik dan jahat, maka perbuatan mereka itu pun dibagikan dua macam juga yaitu Mukjizat dan yang lagi satu Sihir.
Ruh-ruh yang kuat ini berbeda dari Ruh-ruh orang biasa dalam tiga hal:
Apa yang orang lain dapat lihat secara mimpi dalam tidur, mereka lihat dalam jaga.
Orang lain mendapat Ilmu dengan belajar dan mengkaji bersungguh-sungguh, mereka ini mendapat Ilmu itu secara Ilham atau Wahyu.
Sebagai ibarat, hati itu adalah sebuah telaga, dan lima indera ialah lima batang pipa air yang sentiasa mengalirkan air ke telaga itu. Untuk mengetahui isi telaga itu sebenarnya, pipa air itu hendaklah dihentikan mengalir ke dalam telaga itu untuk sementara waktu, dan sampah-sampah yang di bawa oleh pipa air itu hendaklah dibuang dari telaga itu. Demikianlah ibaratnya.
Sekiranya kita hendak mencapai Hakikat Keruhanian yang suci itu, maka kita hendaklah sementara waktu menepikan Ilmu yang diperolehi dari proses luar (yaitu yang datang dari luar seperti belajar, membaca dan sebagainya) di mana biasanya telah menjadi beku dan keras dan bersifat Prasangka (Doqmatic Prejudice).
Di samping itu ada pula satu kesalahan yang dilakukan oleh orang-orang yang pendek IlmuNya, yaitu setelah mereka mendengar percakapan orang-orang Sufi, mereka pun merendah-rendahkan taraf ilmu. Ini adalah ibarat seorang yang bukan ahli dalam bidang Ilmu Kimia mengatakan, "Kimia itu lebih baik dari emas!", dan ia enggan menerima apabila emas diberikan kepadanya. Kimia lebih baik dari emas, tetapi ahli-ahli Kimia yang sebenar-benar pakar sangat sedikit bilangannya. Begitu jugalah ahli-ahli Sufi yang pakar sebenarnya amat sedikit bilangannya.
Orang yang hanya tahu sedikit saja berkenaan Kesufian adalah tidak lebih tinggi martabatnya dari orang-orang yang berpengetahuan. Begitu juga orang yang baru mencoba beberapa percobaan dalam bidang Kimia, janganlah hendak merendah-rendahkan orang yang kaya.
Orang-orang yang melihat berkenaan hal ini tentu akan melihat betapa kebahagian itu adalah sebenarnya berkaitan dengan Mengenal Alloh Subhanahuwa Taala. Tiap-tiap anggota kita ini suka dan tertarik dengan apa yang sebenarnya dia dirasakannya.
Misalnya :
Marah suka dengan membalas dendam.
Mata suka dengan benda yang indah.
Telinga suka mendengar musik yang merdu dan sebagainya.
Ahli Ilmu Falak (Astronom) dengan ilmunya dapat membuat peta-peta bintang dan perjalanan falaknya, akan merasa lebih tertarik pada ilmunya itu daripada pemain catur dengan ilmunya. Tidak ada yang lebih tinggi dari Alloh Subhanahuwa Taala.
Alangkah besarnya ketertarikan dan kebahagiaan yang didapati oleh seseorang itu hasil dari Makrifat Alloh.
Sebagian hal penting berkenaan Ilmu kita tentang Alloh adalah timbul dari kajian dan pemikiran kita tentang tubuh kita sendiri, yang membukakan kepada kita kekuatan, kebijaksanaan dan Cinta Tuhan Yang Menjadikan segalanya. KekuasaanNya menunjukkan betapa setitik air dijadikan kita seorang manusia yang cukup lengkap dan sempurna. KebijaksanaanNya ditunjukkan dengan betapa rumit dan sulitnya anggota-anggota tubuh kita dan saling persesuaian antara bagian-bagian anggota tubuh itu antara satu dengan yang lain. CintaNya ditunjukkan dengan KurniaNya kepada kita bukan saja anggota-anggota yang paling penting untuk hidup seperti jantung, hati, otak, tetapi juga anggota-anggota tubuh yang tidak paling penting seperti tangan, kaki, lidah dan mata. Kemudian ditambah pula dengan perhiasan seperti hitam rambut, merahnya bibir, bulu mata yang melentik dan sebagainya.
Maka sewajarnyalah manusia itu diibaratkan sebagai " ALAM KECIL" dalam dirinya sendiri bentuk dan susunan tubuh itu hendak dikaji bukan saja oleh mereka yang hendak jadi dokter tetapi juga hendaklah dikaji oleh mereka yang ingin mencapai Makrifatulloh, sebagaimana juga mengkaji secara mendalam tentang susunan keindahan bahasa dalam Puisi yang agung akan membukakan kepada kita kebijaksanaan pengarangnya.
Dalam bab ini kita akan coba sedikit-sebanyak membicarakan keagungan Ruh manusia.
Orang yang tidak peduli kepada jiwa atau RuhNya dan membiarkan Ruh atau jiwa itu berkarat dan gelap, maka rugilah ia di dunia dan di akhirat juga.
Pada hakikatnya, manusia itu dalam dunia ini adalah sangat lemah dan hina. Hanya di akhirat kelak manusia itu akan bernilai dan berharga. Maka dengan cara "Kimia Kebahagiaan" dia meningkat naik dari peringkat binatang kepada peringkat Malaikat. Kalau tidak, peringkat lebih hina dan rendah dari binatang yang akan hancur dan akan jadi tanah. Maka perlulah bagi manusia di samping sadar tentang ketinggian martabatnya dari semua makhluk, sadarlah hendaknya tentang lemah hinanya, karena itu pun adalah satu "anak kunci" membuka pintu Mengenal Alloh (Makrifatulloh).
Terjemahan Kitab Kimyatusy- Sya'adah - KIMIA KEBAHAGIAAN - Karya : Imam Al-Ghazali