Hakekat Islam Dan Agama Alloh

Agama Alloh

Agama itu akal. Rasululloh bersabda :

Agama itu akal, tidak ada Agamanya untuk orang tidak berakal.

Akal berasal dari bahasa Arab, yaitu “Al-Aqlu”.

Akal merupakan perpaduan atau rangkaian dari unsur-unsur sebagai berikut :

1. Pikiran (Cipta)

2. Perasaan (Rasa)

3. Kemauan (Karsa)

Agama Nabi berpijak pada 2 (dua) landasan, yaitu :

1. Kemerdekaan berpikir.

2. Kemerdekaan kehendak.

Rasululloh Saw. Telah menyatakan bahwa Agama itu Akal, artinya kita harus selalu menggunakan akal kita dalam menuntut serta mempelajari Ilmu pengetahuan dalam bidang kerohanian. Dalam pelajaran Agama yang menjurus kapada ketuhanan Ynag Maha Esa, akal kita harus dipakai sebagai alat yang paling utama (trpenting) untuk menuntut dan mempelajari Ilmu yang Sejati.

Semua Ilmu pengetahuan dalam bidang kerohanian harus dapat dibuktikan dan dipahami oleh akal kita dengan jelas dan nyata. Kita tidak boleh hanya percaya begitu saja dalam menerima palajaran dibidang Ilmu kerohanian, sebelum kita mengadakan penelitian dan pembuktian yang nyata dengan menggunakan akal pikiran yang objektif.

Akhirnya Ilmu pengetahuan dapat dikatakan bermanfaat apabila telah diamalkan, yaitu dikerjakan dan dilaksanakan serta disebarkan luaskan untuk masyarakat.

Alloh berfirman tentang akal :

Az-Zumar (39 ayat 18):

Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Alloh petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.

Yunus (10 ayat 1000):

Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Alloh, dan Alloh menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.

Dan Surah Aal-Imraan (3 ayat 7):

Dia yang menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu : diantara ada ayat-ayat yang muhkamat (terang maknanya), itulah ibu (pokok) kitab, dan yang lain mutasyabihat (tidak terang maknanya). Maka adapun orang-orang yang hatinya cenderung pada kesesatan, maka mereka mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan mencari-cari takwilnya (menurut kemauannya0, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Alloh.

Dan orang-orang yang mendalam Ilmunya berkata : Kami beriman dengannya (kepada ayat-ayat yang mutasabihat) semuanya itu dari sisi Tuhan kami” dan tidak dapat mengambil pelajaran melainkan orang-orang yang mempunyai pikiran (akal)

Agama Alloh adalah satu. Risalah-risalah yang dibawa para Nabi semua turun dari Alloh SWT. Yang Maha Tahu, Maha Mengerti, dan Maha Bijaksana. Karenanya semua merupakan satu jalan, yang ditempuh oleh orang-orang dahulu dan sekarang. Dari sisi penerimaan kita terhadap dakwah para rasul yang diisaratkan oleh Al-Qur’an tiu, kita dapati bahwa agama yang disebarkan oleh semua rasul itu adalah satu, nyaitu Islam.

*Pengertian Islam

Islam berasal dari kata “asalama” (menyerah) dan kata “salima” (selamat). Islam berarti tunduk kapada Alloh SWT dan berserah diri serta menyerahkan segala urusan kapada-Nya, yakni menegakan hubungan antara manusia denganTuhan-Nya atas dasar prinsip “taat dan patuh.:

Luqman (31 ayat 22):

Dan barang siapa yang berserah diri kapada Alloh, dan ia berbuat baik, sesungguhnya ia telah berpegang pada buhul tali yang kukuh (Agama Alloh). Dan hanya kepada Alloh sajalah kesudahan segala sesuatu.

Definisi dari kata Islam sebagai berikut :

“Menyerahkan diri kepada Alloh secara mutlak (tauhid) untuk mencapai
keselamatan dunia dan akhirat.

Adalah wajar sekali jika menusia mengenal Tuhan yang Maha Besar itu, merasa terikat oleh perintah dan larangan-Nya dan hidup menurut pengarahan dan hidayah-Nya. Itulah makna Islam, nyaitu makna yang telah di tetapkan oleh para Nabi dan Rusul.

Adalah keliru, orang yang mengira bahwa “Islam” itu nama khusus bagi agama yang dibawa Muhammad Rasululloh SAW liama belas abad yang silam “Islam” adalah nama semua risalah Illahi yang memberikan tuntunan kepada umat menusia sejak awal penciptaannya. Hingga zaman sekarang.

Namun nama “Islam” digunakan oleh Al-Qur’an Al-Karim untuk menyebut semua Risalah Illahi yang di bawa oleh para Nabi dan Rasul tanpa pengecualian.

Nabi Ibrahim beserta putranya Ismail yaitu gelar kehormatan Nabi Yaqub As, adalah para Nabi yang mendakwahkan Islam kepada umatnya..

Hingga akhir hidupnya beliau tetap berpegang pada Islam. Bahkan mewasiatkannya kepada putra-putranya.

Al-Baqarah (2 ayat 124):

Alloh berfirman “Sesungguhnya Aku akan menjadukan engkau pemimpin bagi manusia” Ibrahim berkata (berdoa) “Dan beri keturunanku (juga) Alloh berfiman “Janjiku (ini) tidak diperoleh orang-orang yang zalim.

Al-Baqarah (2 ayat 128):

Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang-orang muslim kepada-Mu dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang mulimin kepada-Mu, dan tunjukanlah kepada kami cara-cara ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

Al-Baqarah (2 ayat 131):

(Ingatlah) ketika Tuhannya berfirman kapadanya “Islamlah” Ibrahim menjawab, “Saya telah Islam kepada Tuhan semesta alam”

Al -Baqorah (2 ayat 130):

Dan tidak ada orang yang benci kepada Agama Ibrahim melainkan orang yang memperbodoh dirinya, dan sungguh kami telah memilihnya didunia dan sesungguhnya dia di akherat termasuk orang-orang yang saleh.


Al –Baqarah (2ayat 132):

Dan Ibrahim telah mewasiatkan ke Islaman itu kapada anaknya, dan demikian pula Yaqup. (Ibrahim berkata ) hai anak-anakku, sesungguhnya Alloh telah memilih agama Islam untuk kamu, maka janganlah kamu mati malainkan dalam keadaan muslim.

Al- Baqarah (2 ayat 133):

Adakah kalian hadir ketika Yaqup menjelang ajalnya, yaitu ketika ia bertanya kepada anak-anaknya “Apakah yang hendak kalian sembah sepeninggalku” ?. mereka menjawab “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan para sesepuhmu, Ibrahim, Ismail dan Isaq, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan kami berserah diri (muslimin) kepada-Nya.

Al-Baqarah (2 ayat 136):

Katakanlah “kami beriman kapada Alloh dan apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kapada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yaqup dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kapada Musa dan isa, dan kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka, dan kami hanya berserah diri kepada-Nya”

Ali Imraan (3 ayat 67):

Tiadalah Ibrahim itu orang Yahudi dan tidak (pula) orang Nasrani, tetapi dia seorang yang lurus lagi muslim, dan dia tidak termasuk orang-orang musrik.

An-Nahl (16 ayat 123):

Kumudian kami wahyukan kepadanya agar mengikuti agama Ibrahim yang lurus, dan dia tidak termasuk golongan orang yang musrik.

Al-An’aam (6 ayat 161):

Katakanlah, “Sesungguhnya aku telah diberi petunjuk oleh Tuhanku ke jalan yang lurus, yaitu Agama yang benar, Agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musrik.

Sebutan “Islam” mencakup semua Nabi dan Rasul yang melaksanakan Hukum Illahi semenjak zaman Taurat hingga zaman sekarang, yaitu semenjak Nabi Nuh a.s, Nabi Ibrahim a.s, Nabi Yaqup a.s, Nabi Sulaiman a.s, Nabi Musa a.s, Nabi Isa a.s, serta yang terakhir Nabi Muhammad s.a.w.

Semua Agama mengajarkan Islam kepada Alloh, sehingga menjadi orang Muslim, yaitu berserah diri kepada Alloh.

Oleh karena itu asal usul agama tidak lain ialah Islam, yaitu berserah diri kepada Tuhan atau Agama Tauhid.

Mengenai hal itu Alloh SWT telah berfirman di dalam Al-Qur’an

Asy-Suuraa (42 ayat 13):

Alloh telah mensyariatkan (memerintahkan) agama sebagaimana telah di wasiatkan-Nya kepada Nuh, dan yang kami wahyukan kepadamu dan yang kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa (yaitu) “Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah padanya” Berat bagi orang-orang musrik, agama yang kamu serukan mereka kepadanya. Alloh memilih kepada agama itu kapada siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada agama itu orang yang kembali kepada-Nya.

(Al-Maidah ) (5 ayat 44):

sesungguhnya bahwa kami telah menurunkan Taurat, di dalamnya terdapat petunjuk dan Cahaya terang, dengan Taurat itulah diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh para Nabi yang berserah diri (Aslamu)=Islam. Kapada Alloh, oleh orang-orang alim dan para pendeta mereka ; karena mereka memang diperintahkan memelihara kitab suci Alloh dan mereka menjadi saksi akan hal itu.

Inti dakwah para rasul dan permata risalah-risalah samawi adalah dakwah menuju ibadah kapada Alloh Swt. Yang Esa, yang tiada sekutu bagi-Nya, dan meninggalkan segala sifat ibadat kepada selain Dia. Al-Qur’an telah menjelaskan tentang masalah ini dan menetapkan dalam beberapa ayatnya. Di satu tempat dikatakan bahwa Nuh a.s, berkata kepada kaumnya :

Al-A’raf (7 ayat 59):

“Wahai kaumku, sembahlah Alloh, sakali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya.

Sejak awalnya Alloh mengutus seorang rasul semuanya untuk satu tugas, yang dijelaskan dalam Al-Qur’an :

Al-Anbiya (21 ayat 25) :

Dan kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan kami wahyukan kepadanya, “Bahwasannya tidak ada tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".


Seorang Muslim harus mengenal Alloh secara benar, setelah itu barulah ia wajib taat kepada Alloh dan melaksanakan perintah-Nya.

Setelah menetapkan hakikat kebenaran Makrifat (pengenalan) kapada Alloh yang demikian itu, barulah menyusul hakikat kebenaran yang lain, yaitu prinsip wajib patuh sepenuhnya kapada Alloh dan wajib taat kepada-Nya.

Ma’rifat adalah salah satu cara bagi manusia untuk menyerahkan diri secara mutlak kepada Alloh (TAUHID).

Baitullah (Istana Tuhan)

Al-Imraan (Surat 3 ayat 96-97)
Sesungguhnya rumah (tempat ibadah)yang mula-mula didirikan untuk manusia adalah (Baitullah) yang ada di Bakkah (Mekah) yang diberkati dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.

Padanya ada tanda-tanda yang nyata (di antaranya maqam ibrahim (tempat berdiri membangun Baitullah). Dan barang siapa memasukinya, maka amanlah dia. Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia kepada Alloh, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke sana. Dan bahwasannya Alloh Maha Kaya dari semesta Alam.

Dimanakah sebenarnya Baitullah (Istana Allah itu) ??

Rasulullah bersabda :

“Semua yang tercantum dalam Kitab-kitab yang di wahyukan tertera di dalam Al- Quran, dan semua yang tertera di dalam Al-Quran ada di dilam Al-Fatihah dan semua yang tertera di dalam Al-Fatihah tedrdapat di dalam Bismillahir-Rahmanir- Rohim dan semua yang ada di dalam Bismillahir-Rahmanir-Rohim ada di dalam huruf “Ba”, yang huruf itu sendiri terkandung di dalam titik yang terdapat di bawahnya” ketahuilah bahwasannya huruf “BA” dalam kalimat Bismillah itu adalah suatu isyarat bagi nama “BA” Baitullah yaitulah Instana Allah swt.

Hadist Maulwii Muhammad Alii, mengatakan :

(Aku adalah titik huruf ba pada Bismi’laah. Aku adalah Pena (kalam) dan aku adalah Luh Mahfuz.

Aku adalah ‘Arsy (Tahta Tuhan), dan aku adalah Kursiy dan aku adalah petala- petala langit)

Tidak tahukah kamu bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu, sebab bait Allah adalah kudus dan baAllah itu adalah kamu. “Kita inilah Rumah Allah yang hidup” (Korintus 6:16)

Dan kita di anjurkan untuk mencari Kerajaan Surga yang terdapat di dalam diri kita

“Suara Tuhan berdari kubah kuil, tetapi dunia yang sedang tidur tidak mendengarnya. Hai, khalayak ramai yang masih tetap tuliterhadap panggilan-Nya, pandanglah kebahagiaan orang yang telah bangkit rohaninya, yang mendengarkan Suara Tuhan dan yang telah menggabungkan diri dengan Dia”

Maghrabi, seorang Suci Islam berkata :
“Tuhan bersemayam di dalam engkau, hai orang bodoh, dan engkau mencari-Nya di dunia luar dari satu tempat ke tempat yang lain. Apabila Tuhan ada di dalam diri kita, dan kita mencari-Nya di tempat lain, maka usaha kita akan sia-sia.

“Apapun yang ada id Alam Semesta ini ada pula di dalam tubuh, dan barangsiapa mencarinya di dalam tubuh ini niscaya ia akan menemukannya” (Pippa Sahib)

Tidak diragukan lagi bahwa makna yang sebenarnya dari kata-kata yang penting ini pada umumnya tidak di mengerti. Tubuh kita adalah sebuah rumah ajaib. Ia merupakan bentuk mini dari seluruh ciptaan. Manusia berfungsi sebagai mikrokosmos sedangkan alam semesta sebagai makrokosmos. Mereka saling berkaitan. Makrokosmos dapat dicapai dan dipelajari melalui mikrokosmos.

Bila ambang pintu Istana Tuhan telah di lalui, maka jiwa akan memasuki berbagai dunia baru yang jauh lebih menarik.

Disanalah tempat pengetahuan luhur dan harta Ilahi. Di sanalah Tuhan Yang Hidup berada beserta semua yang telah Ia ciptakan.

Merujuk kepada Hadist Qudsi :
Aku adalah harta tersembunyi dan Aku ingin diketahui, maka Aku ciptakan dunia.

Spiritual by Kuliah Ilmu Ghaib