Kebudayaan Jawa sebagai subkultur Kebudayaan Nasional Indonesia, telah mengakar bertahun-tahun menjadi pandangan hidup dan sikap hidup umumnya orang Jawa. Sikap hidup masyarakat Jawa memiliki identitas dan karakter yang menonjol yang dilandasi direferensi nasehat-nasehat nenek moyang sampai turun temurun, hormat kepada sesama serta berbagai perlambang dalam ungkapan Jawa, menjadi isian jiwa seni dan budaya Jawa.
Didalam ungkapan " Crah Agawe Bubrah - Rukun Agawe Santosa " menghendaki keserasian dan keselarasan dengan pola pikir hidup saling menghormati. Perlambang dan ungkapan-ungkapan halus yang mengandung pendidikan moral, banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya :
1. Ojo Dumeh : Merasa dirinya lebih
2. Mulat sarira, Hangrasa wani : Mawas diri, instropeksi diri
3. Mikul Duwur, Mendem Jero : Menghargai dan menghormati serta menyimpan - rahasia orang lain.
4. Jer Basuki Mawa Beya : Kesuksesan perlu atau butuh pengorbanan
5. Ajining diri saka obahing lati : Harga diri tergantung ucapannya
Prinsip pengendalian diri dengan " Mulat Sarira " suatu sikap bijaksana untuk selalu berusaha tidak menyakiti perasaan orang lain, serta " Aja Dumeh " adalah peringatan kepada kita bahwa jangan takabur dan jangan sombong, tidak mementingkan diri sendiri dan lain sebagainya yang masih mempunyai arti sangat luas.
Kepercayaan terhadap keberadaan roh nenek moyang, menyatu dengan kepercayaan terhadap kekuatan alam yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan manusia, menjadi ciri utama dan bahkan memberi warna khususu dalam kehidupan religiusitas serta adat istiadat masyarakat Jawa, yaiku : Sinkretisme, Tantularisme dan Kejawen yang bersifat Toleran, Akomodatif serta Optimistik.
Berbagai ungkapan dan ungkapan Jawa, merupakan cara penyampaian terselubung yang bisa bermakna " Piwulang " atau pendidikan moral, karena adanya pertalian budi pekerti dengan kehidupan spiritual, menjadi petunjuk jalan dan arah terhadap kehidupan sejati.
Terkemas hampir sempurna dalam seni budaya gamelan dan gending-gending serta kesenian wayang kulit purwa yang perkembanganya mempunyai warna yang unik, yaitu dari akar yang kuat, berpegang pada kepercayaan terhadap roh nenek moyang, kemudian bertambah maju setelah mengenal segala bentuk kesenian dari India dan menjadi sempurna begitu masuk agama Islam di Pulau Jawa.
Paham mistik Jawa yang berpokok " Manunggaling Kawula Gusti " ( persatuan manusia dengan Tuhan ) dan " Sangkan Paraning Dumadi " ( asal dan tujuan ciptaan ) bersumber pada pengalaman religius, berawal dari sana manusia itu rindu untuk bersatu dengan yang Illahi, ingin menelusuri arus kehidupan sampai ke sumber muaranya. Perumusan pengalaman religius Jawa dalam sejarahnya tidak lepas dari pengaruh-pengaruh agama besar seperti Hindu, Budha dan Islam beserta dengan mistiknya yang khas, seperti terlihat dalam kitab-kitab Tutur, Kidung dan Suluk.
Wayang sebagai pertunjukan, merupakan ungkapan-ungkapan dan pengalaman religius yang merangkum bermacam-macam unsur lambang, bahasa gerak,suara, warna dan rupa. Dalam wayang terekam ungkapan pengalaman religius yang " kuno " seperti tampak bahwa pada tahap perkembangannya dewasa ini, masih berperan pula mitos dan ritus, misalkan pada lakon Ruwat atau Murwa Kala.
Secara tradisional, wayang merupakan intisari kebudayaan masyarakat Jawa yang diwarisi secara turun temurun, tidak hanya sekedar tontonan dan tuntunan bagaimana manusia harus bertingkah laku dalam kehidupannya, namun juga merupakan tatanan yang harus dititeni kanti titis. ( merupakan hukum alam yang maha teratur yang harus diketahui dan disikapi secara bijaksana ) untuk menuju kasunyatan serta mencapai kehidupan sejati. Bagi manusia jawa ( manusia yang mengerti sejati ) wayang merupakan pedoman hidup, bagaimana mereka bertingkah laku dengan sesama dan bagaimana menyadari hakekatnya sebagai manusia serta bagaimana dapat berhubungan dengan sang penciptanya.
Tradisi "upacara /ritual ruwatan" hingga kini masih dipergunakan orang jawa, sebagai sarana pembebasan dan penyucian manusia atas dosanya/kesalahannya yang berdampak kesialan didalam hidupnya. Dalam cerita "wayang" dengan lakon Murwakala pada tradisi ruwatan di jawa ( jawa tengah) awalnya diperkirakan berkembang didalam cerita jawa kuno, yang isi pokoknya memuat masalah pensucian, yaitu pembebasan dewa yang telah ternoda, agar menjadi suci kembali, atau meruwat berarti: mengatasi atau menghindari sesuatu kesusahan bathin dengan cara mengadakan pertunjukan/ritual dengan media wayang kulit yang mengambil tema/cerita Murwakala.
Dalam tradisi jawa orang yang keberadaannya dianggap mengalami nandang sukerto/berada dalam dosa, maka untuk mensucikan kembali, perlu mengadakan ritual tersebut. Menurut ceriteranya, orang yang manandang sukerto ini, diyakini akan menjadi mangsanya Batara Kala. Tokoh ini adalah anak Batara Guru (dalam cerita wayang) yang lahir karena nafsu yang tidak bisa dikendalikannya atas diri DewiUma, yang kemudian sepermanya jatuh ketengah laut, akhirnya menjelma menjadi raksasa, yang dalam tradisi pewayangan disebut "Kama salah kendang gumulung ". Ketika raksasa ini menghadap ayahnya (Batara guru) untuk meminta makan, oleh Batara guru diberitahukan agar memakan manusia yang berdosa atau sukerta. Atas dasar inilah yang kemudian dicarikan solosi ,agar tak termakan Sang Batara Kala ini diperlukan ritual ruwatan. Kata Murwakala/ purwakala berasal dari kata purwa (asalmuasal manusia) ,dan pada lakon ini, yang menjadi titik pandangnya adalah kesadaran : atas ketidak sempurnanya diri manusia, yang selalu terlibat dalam kesalahan serta bisa berdampak timbulnya bencana (salah kedaden).
Untuk pagelaran wayang kulit dengan lakon Murwakala biasanya diperlukan perlengkapan sbb :
Alat musik jawa (Gamelan)
Wayang kulit satu kotak (komplit)
Kelir atau layar kain
Blencong atau lampu dari minyak
Selain peralatan tersebut diatas masih diperlukan sesajian yang berupa:
Tuwuhan, yang terdiri dari pisang raja setudun, yang sudah matang dan baik, yang ditebang dengan batangnya disertai cengkir gading (kelapa muda), pohon tebu dengan daunnya, daun beringin, daun elo, daun dadap serep, daun apa-apa, daun alang-alang, daun meja, daun kara, dan daun kluwih yang semuanya itu diikat berdiri pada tiang pintu depan sekaligus juga berfungsi sebagai hiasan/pajangan dan permohonan. Dua kembang mayang yang telah dihias diletakkan dibelakang kelir (layar) kanan kiri, bunga setaman dalam bokor di tempat di muka dalang, yang akan digunakan untuk memandikan Batara Kala, orang yang diruwat dan lain-lainya.
Api (batu arang) di dalam anglo, kipas beserta kemenyan (ratus wangi) yang akan dipergunakan Kyai Dalang selama pertunjukan.
Kain mori putih kurang lebih panjangnya 3 meter, direntangkan dibawah debog (batang pisang) panggungan dari muka layar (kelir) sampai di belakang layar dan ditaburi bunga mawar dimuka kelir sebagai alas duduk Ki Dalang, sedangkan di belakang layar sebagai tempat duduk orang yang diruwat dengan memakai selimut kain mori putih.
Gawangan kelir bagian atas (kayu bambu yang merentang diatas layar) dihias dengan kain batik yang baru 5 (lima) buah, diantaranya kain sindur, kain bango tulak dan dilengkapi dengan padi segedeng (4 ikat pada sebelah menyebelah).
Bermacam-macam nasi antara lain :
Nasi golong dengan perlengkapannya, goreng-gorengan, pindang kluwih, pecel ayam, sayur menir, dsb.
Nasi wuduk dilengkapi dengan; ikan lembaran, lalaban, mentimun, cabe besar merah dan hijau brambang, kedele hitam.
Nasi kuning dengan perlengkapan; telur ayam yang didadar tiga biji. Srundeng asmaradana.
Bermacam-macam jenang (bubur) yaitu: jenang merah, putih, jenang kaleh, jenang baro-baro (aneka bubur).
Jajan pasar (buah-buahan yang bermacam-macam) seperti : pisang raja, jambu, salak, sirih yang diberi uang, gula jawa, kelapa, makanan kecil berupa blingo yang diberi warna merah, kemenyan bunga, air yang ditempatkan pada cupu, jarum dan benang hitam-putih, kaca kecil, kendi yang berisi air, empluk (periuk yang berisi kacang hijau, kedele, kluwak, kemiri, ikan asin, telur ayam dan uang satu sen).
Benang lawe, minyak kelapa yang dipergunakan untuk lampu blencong, sebab walaupun siang tetap memakai lampu blencong.
Yang berupa hewan seperti burung dara satu pasang ayam jawa sepasang, bebek sepasang.
Yang berupa sajen antara lain : rujak ditempatkan pada bumbung, rujak edan (rujak dari pisang klutuk ang dicampur dengan air tanpa garam), bambu gading linma ros. Kesemuanya itu diletakan ditampah yang berisi nasi tumpeng, dengan lauk pauknya seperti kuluban panggang telur ayam yang direbus, sambel gepeng, ikan sungai/laut dimasak anpa garam dan ditempatkan di belakang layar tepat pada muka Kyai Dalang.
Sajen buangan yang ditunjukkan kepada dhayang yang berupa takir besar atau kroso yang berisi nasi tumpeng kecil dengan lauk-pauk, jajan pasar (berupa buah-buahan mentah serta uang satu sen. ). Sajen itu dibuang di tempat angker disertai doa (puji/mantra) mohon keselematan.
Sumur atau sendang diambil airnya dan dimasuki kelapa. Kamar mandi yang untuk mandi orang yang diruwat dimasuki kelapa utuh.
Selesai upacara ngruwat, bambu gading yang berjumlah lima ros ditanam pada kempat ujung rumah disertai empluk (tempayan kecil) yang berisi kacang hijau , kedelai hitam, ikan asin, kluwak, kemiri, telur ayam dan uang dengan diiringi doa mohon keselamatan dan kesejahteraan serta agar tercapai apa yang dicita citakan.
YANG PERLU ATAU HARUS DI RUWAT
Menurut kepustakaan " Pakem Ruwatan Murwa Kala " Javanologi gabungan dari beberapa sumber, antara lain dari Serat Centhini ( Sri Paku Buwana V ), bahwa orang yang harus diruwat disebut anak atau orang " Sukerta " ada 60 macam penyebab malapetaka, yaitu sebagai berikut :
1. Ontang-Anting, yaitu anak tunggal laki-laki atau perempuan
2. Uger-Uger Lawang, yaitu dua orang anak yang kedua-duanya laki-laki dengan catatan tidak anak yang meninggal
3. Sendhang Kapit Pancuran, yaitu 3 orang anak, yang sulung dan yang bungsu laki-laki sedang anak yang ke 2 perempuan
4. Pancuran Kapit Sendhang, yaitu 3 orang anak, yang sulung dan yang bungsu perempuan sedang anak yang ke 2 laki-laki
5. Anak Bungkus, yaitu anak yang ketika lahirnya masih terbungkus oleh selaput pembungkus bayi ( placenta )
6. Anak Kembar, yaitu dua orang kembar putra atau kembar putri atau kembar "dampit" yaitu seorang laki-laki dan seorang perempuan ( yang lahir pada saat bersamaan )
7. Kembang Sepasang, yaitu sepasang bunga yaitu dua orang anak yang kedua-duanya perempuan
8. Kendhana-Kendhini, yaitu dua orang anak sekandung terdiri dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
9. Saramba, yaitu 4 orang anak yang semuanya laki-laki
10. Srimpi, yaitu 4 orang anak yang semuanya perempuan
11. Mancalaputra atau Pandawa, yaitu 5 orang anakyang semuanya laki-laki
12. Mancalaputri, yaitu 5 orang anak yang semuanya perempuan
13. Pipilan, yaitu 5 orang anak yang terdiri dari 4 orang anak perempuan dan 1 orang anak laki-laki
14. Padangan, yaitu 5 orang anak yang terdiri dari 4 orang laki-laki dan 1 orang anak perempuan
15. Julung Pujud, yaitu anak yang lahir saat matahari terbenam
16. Julung Wangi, yaitu anak yang lahir bersamaan dengan terbitnya matahari
17. Julung Sungsang, yaitu anak yang lahir tepat jam 12 siang
18. Tiba Ungker, yaitu anak yang lahir, kemudian meninggal
19. Jempina, yaitu anak yang baru berumur 7 bulan dalam kandungan sudah lahir
20. Tiba Sampir, yaitu anak yang lahir berkalung usus
21. Margana, yaitu anak yang lahir dalam perjalanan
22. Wahana, yaitu anak yang lahir dihalaman atau pekarangan rumah
23. Siwah atau Salewah, yaitu anak yang dilahirkan dengan memiliki kulit dua macem warna, misalnya hitam dan putih
24. Bule, yaitu anak yang dilahirkan berkulit dan berambut putih " bule "
25. Kresna, yaitu anak yang dilahirkan memiliki kulit hitam
26. Walika, yaitu anak yang dilahirkan berwujud bajang atau kerdil
27. Wungkuk, yaitu anak yang dilahirkan dengan punggung bengkok
28. Dengkak, yaitu anak yang dilahirkan dengan punggung menonjol, seperti punggung onta
29. Wujil, yaitu anak yang lahir dengan badan cebol atau pendek
30. Lawang Menga, yaitu anak yang dilahirkan bersamaan keluarnya "Candikala" yaitu ketika warna langit merah kekuning-kuningan
31. Made, yaitu anak yang lahir tanpa alas ( tikar )
32. Orang yang ketika menanak nasi, merobohkan " Dandhang " (tempat menanak nasi)
33. Memecahkan " Pipisan " dan mematahkan " Gandik " ( alat landasan dan batu penggiling untuk menghaluskan ramu-ramuan obat tradisional
34. Orang yang bertempat tinggal di dalam rumah yang tak ada " tutup keyongnya "
35. Orang tidur di atas kasur tanpa sprei ( penutup kasur )
36. Orang yang membuat pepajangan atau dekorasi tanpa samir atau daun pisang
37. Orang yang memiliki lumbung atau gudang tempat penyimpanan padi dan kopra tanpa diberi alas dan atap
38. Orang yang menempatkan barang di suatu tempat ( dandhang - misalnya ) tanpa ada tutupnya
39. Orang yang membuat kutu masih hidup
40. Orang yang berdiri ditengah-tengah pintu
41. Orang yang duduk didepan ( ambang ) pintu
42. Orang yang selalu bertopang dagu
43. Orang yang gemar membakar kulit bawang
44. Orang yang mengadu suatu wadah atau tempat ( misalnya dandhang diadu dengan dandhang )
45. Orang yang senang membakar rambut
46. Orang yang senang membakar tikar dengan bambu ( galar )
47. Orang yang senang membakar kayu pohon " kelor "
48. Orang yang senang membakar tulang
49. Orang yang senang menyapu sampah tanpa dibuang atau dibakar sekaligus
50. Orang yang suka membuang garam
51. Orang yang senang membuang sampah lewat jendela
52. Orang yang senang membuang sampah atau kotoran dibawah (dikolong) tempat tidur
53. Orang yang tidur pada waktu matahari terbit
54. Orang yang tidur pada waktu matahari terbenam ( wayah surup )
55. Orang yang memanjat pohon disiang hari bolong atau jam 12 siang ( wayah bedhug )
56. Orang yang tidur diwaktu siang hari bolong jam 12 siang
57. Orang yang menanak nasi, kemuadian ditinggal pergi ketetangga
58. Orang yang suka mengaku hak orang lain
59. Orang yang suka meninggalkan beras di dalam "lesung" (tempat penumbuk nasi)
60. Orang yang lengah, sehingga merobohkan jemuran "wijen" ( biji-bijian )
Demikainlah 60 jenis " Sukerta " yaitu jenis-jenis manusia yang telah dijanjikan oleh Sang Hyang Betara Guru kepada Batara Kala untuk menjadi santapan atau makananya, bahkan menurut Pustaka Raja Purwa ( jilid I halaman 194 ) karya pujangga R.Ng Ranggawarsito disebutkan ada 136 macam Sukerta. Menurut meraka yang percaya, orang-orang yang tergolong di dalam kriteria tersebut di atas dapat menghindarkan diri dari malapetaka ( menjadi makanan Betara Kala ) tersebut, jika ia mempergelarkan wayangan atau ruwatan dengan cerita Murwakala. Ada juga lakon ruwatan yang misalanya : Baratayuda, Sudamala, Kunjarakarna dll.
Selain Sukerta, terdapat juga " Ruwat Sengkala atau Sang Kala " yang artinya menjadi mangsa Sangkala yaitu jalan kehidupannya sudah terbelenggu serta penuh kesulitan, tidak bisa sejalan dengan alur hukum alam ( ruang dan waktu ) ini disebabkan oleh kesalahan-kesalahan perbuatan atau tingkah lakunya pada masa lalu.HAKEKAT RUWAT DALAM ISLAM
Buang sial atau ruwatan menurut ISLAM (Ruqyah)
hakekat ruwatan/cleansing adalah membersihkankan diri, trus siapa yg bisa membuat bersih pribadi kita ? ya kita sendiri lah, dengan amal perbuatan kita masing-masing.disatu sisi.. ada kaitan juga dengan ibadah..
Seribu kali diruwat tidak akan membawa hasil bila kita masih saja tidak berubah dan berusaha membersihkan hati dan perbuatan.
Ada pertanyaan..
"aku sudah berusaha keras untuk membersihkan hati dan perbuatan
namun tanpa aku sadari, aku masuk kembali ke dalam perbuatan jelek
dan hidupku jadi kacau lagi, padahal hatiku menolak keras yg demikian.."
nah... bagaimana mengatasi itu ?
Banyak orang mencari cara mensucikan diri dengan ritual yg aneh dan spektakuler yg justru lebih berat, padahal jika lebih dipahami dan dihayati hakekat berwudhlu adalah mensucikan diri. Jadi logikanya mana yg lebih bisa menjaga hati, ritual yg dilakukan sesekali atau berwudhlu lalu sholat yg minimal dilakukan 5 kali sehari? mana yg lebih diterima, memberikan persembahan kepada Tuhan atau menyembah Tuhan?
nah... jika kita pahami Sholat
bahkan, dimulai dengan bersuci dgn jalan berwudhu..
kemudian membaca Iftitah, yang salah satu versinya,
menyatakan do`a untuk mensucikan dirinya dengan air, salju, dan debu..
Di Islam ada beberapa metode utk yg namanya membuang suatu pengaruh buruk atau sial, usaha memohon kesembuhan kepada ALLAH dari segala jenis sihir atau gangguan jin serta penyakit.
An-Nusyroh adalah bentuk mahsdar dari kata " Nasyaro " yang artinya menebarkan. Firman Allah: " Dan Dialah yang menurunkan hujan setelah mereka putus asa, dan Dia tebarkan RahmatNya, dan Dialah Maha Pelindung lagi Maha Terpuji " (QS. Asy-Syura : 28).
Lois Ma'lu : An-Nusyroh adalah Ruqyah yang mengobati orang yang sakit jiwa (gila) atau sakit-fisik.
Abu Sa'adat : An-Nusyroh adalah bagian dari pengobatan Medis dan Ruqyah yang mengobati orang yang terkena sentuhan Jin.
Ibnu Jauzi : An Nusyroh adalah melepaskan pengaruh sihir pada orang yang terkena sihir. Tidaklah seorang mampu melepaskan pengaruh sihir melainkan orang yang mengerti tentang sihir.
Dasar Hukum.
Nabi Saw ditanya tentang An-Nusyroh? Beliau menjawab : " An-Nusyroh adalah perbuatan Syaitan ". ( HR. Abu Daud ). Semula Nabi saw melarang mengobati dengan cara An-Nusyroh karena mengandung unsur syirik dan bersekutu dengan Jin dan Syaitan, tetapi kemudian beliau membolehkan jika An-Nusyroh dengan menggunakan ayat Al-Qur'an dan doa.
Metode Pengobatan dengan An-Nusyroh.
Berdasarkan definisi diatas dapat kita rangkum An-Nusyroh adalah pengobatan dengan cara medis dan Ruqyah yang mengobati orang yang terkena pengaruh sihir dan sentuhan Jin dan Syaitan yang mempengaruhi fisik dan mental. Jadi mengobatan dengan cara An-Nusyroh ada dua cara:
1. Pengobatan dengan Cara Medis.
Pengobatan dengan cara medis dengan menggunakan ilmu kedokteran atau dengan ramuan yang mengandung obat untuk menyembuhkan penyakit.
Madu dan Buah-buhan.
" Kemudian makanlah dari tiap-tiap macam buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan bagimu. Dan dari perut lebah itu keluar minuman (Madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya ada obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda kebesaran Tuhan bagi orang yang memikirkan " (QS. An-Nahl : 69)
Susu Murni.
" Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagimu. Kami memberimu minum dari apa yang berada dalam perutnya berupa susu yang bersih antara kotoran dan darah yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya " (QS. An-Nahl : 66)
Korma Ajwa ( Korma Nabi ).
Korma adalah salah satu buah yang sering nabi anjurkan untuk mengkonsumsinya terutama bagi orang yang berbuka puasa, karena korma mengandung zat gula yang baik untuk pertumbuhan badan, ada korma khusus untuk pengobatan yaitu Korma Ajwa.
Nabi Saw bersabda: " Korma Ajwa adalah obat dari segala penyakit "
2. Pengobatan dengan Cara Ruqyah.
Ruqyah adalah bentuk tunggal dari kata Ruqo artinya jampi-jampi maksudnya jampi-jampi dengan menggunakan bacaan atau mantra untuk menolak pengaruh sihir dan godaan Syaitan dan Jin yang mempengaruhi fisik dan mental manusia.
" Tidak ada Ruqyah kecuali untuk melepaskan pengaruh mata (sihir) dan sengatan hewan berbisa " (HR. Ahmad, Abu Daud dan Attirmizi) " Dari Auf bin Malik berkata : Kami pernah me-Ruqyah seorang pada zaman Jahiliyah, kemudian kami bertanya : Wahai Rosullulloh bagaimana menurut pendapatMu tentang yang demikian? Maka Nabi bersabda : Jelaskan kepadaKu tentang Ruqyah kalian. Tidaklah mengapa Ruqyah yang tidak ada unsur syirik " (HR. Muslim)
Bacaan untuk Me-Ruqyah :
1. Istia'dzah (Mohon perlindungan).
" Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui " (QS. Al A’rof : 200).
Secara langsung Al-Qur'an tidak menjelaskan lafadz-lafadz yang dipakai untuk perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan tetapi kemudian Nabi mengajarkan beberapa lafadz yang dibaca untuk berlindung kepada Allah dari godaan syaitan antara lain :
A'udzu bIlahi minasysyaithonir-rojim
A'udzu bIlahis-sami'il alim minasysyaithonir-rojiim
A'udzu bikalimatIlahit-taammaati minsyarrimaa kholaq
A'udzu bikalimaatIlahit-taammaati min godhobihi waI'qobihi wasyarri ibadihi wamin hamazaatisy-syayaathini wa-ayyahdhuurun
A'udzu biIzzatIlahi waqudrotihi min syarrimaa ajidu wa-uhajiru
A'udzu bIlahi minasyyaithonir-rojim min hamzihi wanafkhihi wanaftsihi
2. Ayat Al-Qur'an.
Pada hakikatnya semua ayat Al-Qur'an dapat dijadikan sebagai pelindung orang-orang yang beriman dari segala godaan syaitan dan sebagai obat dari segala penyakit akan tetapi ada beberapa ayat atau surat tertentu yang diajarkan Nabi yang dapat dijadikan sebagai Ruqyah untuk menangkal penyakit yang disebabkan oleh pengaruh sihir atau godaan Syaitan dan Jin.
" Dan apabila kamu membaca Al-Qur'an niscaya kami adakan antara kamu dan antara orang–orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat suatu dinding (pelindung) yang tertutup " (QS. Al Isra : 45). " Dan kami turunkan dari Al-Qur'an itu sebagai Penyembuh dan Rahmat bagi orang-orang yang Mukmin, dan ia (Al-Qur'an) tidak menambah bagi orang-orang yang zhalim melainkan kerugian " (QS. Al Isra : 82)
Al Muawwidzatain (An-Naas dan Al Falaq)
Al Fatihah
4 ayat diawal surat Al Baqarah
Al Baqarah ayat 163 dan 164
Ayat Kursi (Al Baqarah : 255)
3 ayat diakhir surat Al Baqarah
Ayat pertama surat Ali Imran
Ali Imran ayat 18
Al A'raf ayat 54
Al Mu'min ayat 116
Al Jin ayat 3
10 ayat diawal surat Ash- Shoffat
3 ayat diakhir surat Al Hijr
Yunus : 81
Al Anbiya : 70
Al Furqon : 23
Al A'rof : 118-119
3. Doa Mohon Kesembuhan.
Banyak sekali doa untuk perlindungan dari syaitan dan kesembuhan penyakit yang ada didalam Al-Qur'an atau yang diajarkan oleh Nabi, disini kami ungkapkan beberapa doa yang diajarkan oleh Nabi:
BismIlahi turbatu ardhinaa biriiqoti ba'dhina yasyfibihi saqiimana bi-izni robbina
Allahumma Robban-naas Azhibilbaas Isyfi antasysyaafii Laa syifaa-a Illaa syifaa-uka Syifaa-an laayugoodiru saqoman.
Amsahil baas Robbannaas Biyadikasy-syifaa Laa kaasyifalahu Illaa anta
Tata-cara Me-Ruqyah.
" Setiap penyakit itu ada obatnya, jika tepat obatnya maka penyakit akan sembuh dengan izin Allah 'Azza wa Jalla " (HR. Muslim). Firman Allah : " Jikalau Allah menimpakan bahaya (penyakit) kepadamu maka tidak ada yang dapat menghalanginya selain Dia dan jikalau Allah menghendaki kebaikan untukmu maka tidak ada yang dapat menghalangiNya, kebaikan itu diberikan olehNya kepada orang yang dikehendaki dari hamba-hambaNya. Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang " (QS. Yunus: 107)
Tidaklah semua orang dapat disembuhkan dengan Ruqyah Al-Qur'an atau doa-doa yang diajarkan oleh Nabi, apabila jiwanya tidak diisi dengan ke-yaqin-nan dan penuh pasrah kepada Allah serta tidak menyimpang dari ketentuan Ruqyah.
Dibacakan dan ditiupkan pada kedua telapak tangan kemudian diusapkan pada anggota badan mulai dari kepala, muka, bagian depan badan dada dan seterusnya.
" Hadits dari A'isyah : Bahwasanya Nabi saw apabila berbaring ditempat tidur maka Ia gabungkan kedua telapak tanganNya, kemudian ditiupkan pada keduanya sambil membaca " Al Muawwidzat " (Al Ikhlas, Al Falaq dan Annas) lalu beliau mengusapkan kedua telapak tangan mulai dari bagian kepala, bagian muka dan bagian depan badan hingga tubuh yang dapat dijangkau. Beliau kerjakan tiga kali. A'isyah berkata : " Tatkala aku merasa sakit maka beliau menyuruh aku mengerjakan seperti ini " (HR. Bukhari-Muslim)
Dibacakan pada ibu jari kemudian ditempelkan pada bumi lalu ibu jari diletakkan pada anggota tubuh yang sakit.
" Hadits dari A'isyah : Bahwasanya Nabi Saw apabila ada seorang merasa tubuhnya ada yang sakit maka beliau meletakkan ibu jariNya pada tanah kemudian diangkatnya sambil membacakan doa : " BismIlahi turbatu ardhinaa Biriiqoti ba'dhinaa Yusqoobihi saqiimunaa Bi-izni robbinaa " (HR. Bukhari dan Muslim)
Mengusapkan tangan pada anggota yang sakit sambil membaca Ruqyah.
" Hadits dari A'isyah : Bahwasanya Nabi Saw pernah mendoakan salah satu kelarganya yang sakit dengan meletakkan tangan kanannaya (pada tubuh yang sakit) sambil membaca : " Allahumma robbannaas Azhibil baas Isyfi antasysyafii Laa syifaa-a illaa syifaauka Syifaa-an laa yugoodiru saqoman " (HR. Bukhari dan Muslim)
Dibacakan Ruqyah pada bejana yang berisi air dan ditiupkan ke-dalamnya kemudian menyuruh penderita untuk meminumnya atau mandi dengan air tersebut.
" Hadits dari A'isyah : Ia pernah membawa air zamzam kemudian ia memberitahu (kepada para shahabat) bahwasanya Rosululloh Saw membacakan doa pada air zamzam yang ada dalam bejana dari kulit lalu beliau menuangkan air itu pada gelas dan meminumkannya kepada orang-orang yang sakit " (HR. Muslim).
" Dan Allah menurunkan kepadamu air hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan Syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mempertaguh dengannya telapak kakimu (pendirianmu) " (QS. Al Anfal : 11)
Didalam Islam bersuci ada dua bagian : pertama bersuci yang bersifat lahiriyah yaitu bersuci badan dari hadats dan najis dengan air muthlak dan kedua bersuci yang bersifat bathiniyah yaitu menjauhkan diri dari sifat-sifat yang buruk yang disebabkan oleh pengaruh Syaitan.
Cara Meminum air Zamzam atau air Asma :
- Meminum air dengan niat untuk kebaikan dunia dan akhirat
- Menghadap kiblat ketika hendak meminum
- Membaca shalawat untuk Nabi saw
- Membaca Basmalah
- Membaca doa.
" Allahumma inni as-aluka ilman nafi'an warizqon wasi'an wasyifa’an min kulli da'in "
- Tiga kali nafas ketika meminum
- Minum sampai rasa haus hilang
Setelah minum kemudian air diusapkan pada kepala, muka dan dada tiga kali.
Penyakit yang Dapat Disembuhkan dengan Ruqyah.
Perintah untuk Berobat :
" Sesungguhnya Allah Ta'ala tidaklah menurunkan suatu penyakit, kecuali Allah telah menurunkan pula obatnya, baik obat yang telah diketahui oleh orang maupun yang belum diketahuinya, kecuali mati " (HR. Al-Hakim) " Berobatlah wahai hamba-hamba Allah karena sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan suatu penyakit, kecuali telah diturunkan pula obatnya, selain penyakit yang satu yaitu penyakit tua (pikun) " (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Al-Hakim).
Perintah Konsultasi kepada Ahli Pengobatan :
"Maka pertanyalah kepada orang-orang yang mempunyai keahlian jika kamu tidak mengetahui ” (QS. An-Nahl : 43) " Katakanlah: Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya(propesinya) " (QS. Al Isra : 84). Nabi Saw bersabda : " Obat segala kesulitan adalah bertanya (konsultasi) "
Larangan dalam Berobat :
Berobat kepada yang bukan Ahlinya :
" Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu kedalam kebinasaan dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik " (QS. Al Baqarah: 195). Nabi Saw bersabda : " Apabila sesuatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya "
Berobat dengan Sesuatu yang Dilarang Allah :
" Sesungguhnya Allah Ta'ala tidaklah menjadikan obat untuk penyembuhanmu pada hal-hal yang diharamkan atasmu " (HR. Aththabrani). Meskipun berobat itu diperintahkan agama tetapi penggunaan obat dibatasi pada hal-hal yang halal. Jadi tidak dibenarkan menjadikan sesuatu yang haram menjadi obat, seperti berobat dengan meminum darah atau minuman keras atau berobat dengan memakan makanan yang diharamkan Allah. " Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut nama selain Allah " (QS. Al Baqarah : 173)
I.Penyakit Fisik.
Sebab-sebab Penyakit terdiri dari Dua Golongan :
Sebab-sebab dari dalam ialah kelainan-kelainan dari tubuh sendiri yang pada umumnya tidak diketahui dengan jelas apa sebabnya.
Sebab-sebab dari luar ialah segala sebab yang asalnya dari luar. Hal ini dapat dibedakan menjadi enam macam:
Sebab Mekanis, seperti luka terkena benda tajam atau tumpul, kena tembak atau terjatuh.
Sebab Fisik, seperti terkena api atau benda panas, terkena aliran listrik, disambar petir
Sebab Kimia, seperti keracunan.
Sebab jasad Renik atau Makro, seperti bakteri, virus, serangga atau cacing-cacing.
Sebab kekurangan unsur tertentu dalam konsumsi, seperti vitamin, mineral, yudium.
Sebab kejiwaan, seperti kesusahan, trouma, ketakutan.
Mengobati penyakit fisik lebih dominan menggunakan medis atau ilmu kedokteran tetapi tidak menjamin untuk sembuh maka solusinya banyak pasien yang datang untuk berobat Atternatif seperti Terapi, Reflexsiologi, Ruqyah atau lainnya
II. Penyakit disebabkan Pengaruh Sihir, Syaitan atau Jin.
Sihir perceraian
Sihir guna-guna
Sihir Hipnotis
Sihir gila
Sihir lesu
Sihir suara panggilan
Sihir penyakit
Sihir pendarahan
Sihir menghalangi sesuatu ( Rejeki, tamu, keinginan beribadah, dll. )
Sihir mandul atau susah hamil.